Wall Street merosot setelah The Fed menaikkan suku bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street memerah setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menaikkan suku bunga acuan untuk keempat kalinya tahun ini. Rabu (19/12), Dow Jones Industrial Average turun 1,49% ke posisi 23.323,66.

Indeks S&P 500 melorot 1,54% ke angka 2.506,96. Nasdaq Composite anjlok hingga 2,17% ke level 6.636,83.

Dengan penurunan paling baru ini, ketiga indeks utama AS menambah penurunan secara year to date. Dow Jones mencetak penurunan 5,65% sejak awal tahun. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 6,23% dan 3,86%.


Pada awal perdagangan, indeks saham masih bertahan di zona hijau. Setelah pengumuman suku bunga dan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi, indeks turun dua jam menjelang penutupan pasar. Pasar turun makin dalam setelah Gubernur Federal Reserve Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers.

Investor mengatakan, pernyataan Powell bahwa bank sentral tidak mengubah kebijakan perubahan suku bunga dan penurunan aset menimbulkan kekhawatiran pengetatan kondisi finansial yang akan menekan pasar keuangan.

"Powell tetap teguh dalam komentarnya penurunan neraca tidak akan menimbulkan pengetatan," kata Quincy Krosby, chief market strategist Prudential Financial kepada Reuters.

Bank sentral AS mengurangi prediksi frekuensi kenaikan suku bunga tahun depan dari tiga kali menjadi hanya dua kali. Pengamat pasar melihat, hal ini tidak cukup menenangkan kekhawatiran efek negatif di tengah perlambatan ekonomi.

Pada prediksi ekonomi terbaru yang dirilis Rabu, median prediksi anggota dewan gubernur bank sentral memperkirakan suku bunga akan naik lagi dua kali tahun depan dengan median 2,9% di akhir tahun dan sekali lagi pada tahun selanjutnya dengan posisi akhir tahun 2020 pada 3,1%.

Prediksi ini turun ketimbang perkirakan pada September lalu di angka 3,1% pada akhir 2019 dan 3,4% pada akhir 2020. Selain itu, prediksi pertumbuhan ekonomi AS pun turun menjadi 3% tahun ini dari prediksi September lalu di angka 3,1%. Perkiraan pertumbuhan ekonomi tahun depan pun turun menjadi 2,3% dari sebelumnya 2,5%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati