KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (13/11), dengan indeks Dow Jones dan S&P 500 naik tipis, didukung data inflasi konsumen (ICP) yang naik sesuai ekspektasi. Hal ini menambah dukungan terhadap taruhan bahwa Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada Desember. Mengutip
Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 47,21 poin, atau 0,11% ke level 43.958,19, S&P 500 naik 1,39 poin, atau 0,02%, ke level 5.985,38 dan Nasdaq Composite turun 50,66 poin, atau 0,26% ke level 19.230,74. Data Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja menunjukkan, indeks harga konsumen (IHK) naik 0,2% pada bulan Oktober, dan menjadi kenaikan empat bulan berturut-turut dan naik 2,6% secara tahunan. Jika tidak termasuk komponen makanan dan energi yang mudah berubah, IHK naik 0,3% pada bulan Oktober, memenuhi perkiraan para ekonom.
Baca Juga: Wall Street Menguat pada Rabu (13/11), Data Inflasi Memicu Harapan Pemangkasan Bunga Setelah laporan tersebut, taruhan para pedagang mencerminkan probabilitas lebih dari 82% untuk penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed bulan Desember, naik dari 58,7% pada hari Senin, menurut alat FedWatch milik CME group. Sementara beberapa pejabat Fed terdengar lebih berhati-hati pada hari Rabu, Pejabat Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan kepada Bloomberg TV bahwa ia yakin inflasi akan turun, dengan mencatat bahwa data IHK mengkonfirmasi jalur penurunan tersebut. "Ada sedikit kelegaan bahwa inflasi tidak datang lebih cepat dari ekspektasi. Itu menjadi perhatian dalam laporan IHK hari ini," kata Angelo Kourkafas, ahli strategi investasi senior di Edward Jones. "Fakta bahwa kami memperoleh angka yang tepat membantu meredakan sebagian dari ketakutan tersebut. Tidak ada yang kami lihat hari ini dari data hari ini yang menentang pemotongan suku bunga Desember." Kinerja yang lebih baik dalam indeks sektor konsumen diskresioner, naik lebih dari 1% pada hari itu, kemungkinan besar disebabkan oleh taruhan pada pemotongan suku bunga, menurut Kourkafas. Namun, Pejabat Federal Reserve Dallas Lorie Logan mengatakan bank sentral AS harus melanjutkan dengan hati-hati pemotongan suku bunga lebih lanjut untuk mencegah inflasi yang secara tidak sengaja kembali menyala. Pejabat Fed St. Louis Alberto Musalem mengatakan Fed berada di tahap terakhir dari perjuangan inflasi meskipun data terbaru meningkatkan risiko bahwa kemajuan dapat melambat atau berbalik, pada hari Rabu. Yang juga menyiratkan taruhan pemotongan suku bunga pada bulan Desember, imbal hasil obligasi Treasury AS 2 tahun turun tajam setelah laporan inflasi.
Baca Juga: Wall Street Melorot, Fokus Investor Tertuju Pada Rilis Data Ekonomi AS Pekan Ini Namun, imbal hasil acuan obligasi 10 tahun kembali menguat setelah data tersebut dan naik setinggi 4,46% karena investor berfokus pada ekspektasi jangka panjang bahwa kebijakan Presiden terpilih Donald Trump dapat memperburuk inflasi. Meskipun ada kekhawatiran inflasi, investor berharap akan adanya sikap pro-bisnis dan kemungkinan pemotongan pajak dari presiden AS yang baru. Media massa memproyeksikan pada hari Rabu bahwa Partai Republik telah memenangkan mayoritas di DPR dan Senat. "Pasar telah bereaksi cukup positif terhadap berita pemilu," kata Venu Krishna, kepala strategi ekuitas AS dan strategi terkait ekuitas global di Barclays. "Banyak optimisme yang sudah tertanam, tetapi yang belum sepenuhnya tertanam adalah beberapa ketidakpastian yang muncul bersama beberapa kebijakan penting." Namun, sementara Krishna melihat momentum kenaikan untuk aset berisiko dari kebijakan Republik, ia mengatakan pasar berjuang melawan kekhawatiran bahwa "suku bunga, inflasi, dan valuasi menjadi hambatan yang lebih besar sekarang daripada tahun 2016, terakhir kali Trump menjadi presiden." Dalam saham individual, saham Spirit Airlines anjlok pada hari Rabu setelah sebuah laporan maskapai AS tersebut bersiap untuk mengajukan perlindungan kebangkrutan, sementara perusahaan tersebut mengatakan sedang berbicara dengan para kreditor.
Saham pembuat kendaraan listrik Rivian melonjak setelah Volkswagen pada hari Selasa menaikkan investasinya di perusahaan tersebut sebesar 16% menjadi US$ 5,8 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi