Wall Street Mixed, S&P 500 dan Nasdaq Merosot Seiring Penurunan Saham Alphabet



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street bergerak variasi pada awal perdagangan Rabu (25/10). Indeks Nasdaq dan S&P 500 merosot setelah saham raksasa teknologi Alphabet merosot pasca rilis kinerja divisi cloudnya yang meleset dari perkiraan. Sementara itu, kenaikan saham Microsoft dan Boeing pasca rilis pendapatan mampu mendongkrak indeks Dow Jones.

Mengutip Reuters, pada pukul 09:35 ET, indeks Dow Jones Industrial Average naik 85,11 poin, atau 0,26% ke level 33,226.49, S&P 500 turun 26,72 poin, atau 0,63% ke level 4,220.96, dan Nasdaq Composite turun 162,46 poin, atau 1,24 % ke level 12.977,42.

Delapan dari 11 sektor utama S&P 500 diperdagangkan melemah, dengan sektor layanan komunikasi menyentuh level terendah dalam satu bulan, sementara sektor konsumen dan real estate termasuk di antara sektor-sektor yang mengalami penurunan terbesar.


Baca Juga: Wall Street Perkasa: S&P 500, Dow dan Nasdaq Kompak Ditutup Menguat

Saham induk Google, Alphabet turun 8,6% ke level terendah dalam tiga bulan karena bisnis cloud-nya mencatat pertumbuhan paling lambat dalam 11 kuartal.

Di sisi lain, saham Microsoft naik 3,8% ke level tertinggi dalam tiga bulan setelah melampaui ekspektasi untuk hasil kuartal pertama di semua segmen, termasuk bisnis cloud-nya.

“Investor khawatir Alphabet akan kalah dari Microsoft dan Amazon di sektor yang dianggap memiliki potensi pertumbuhan sangat besar karena penggunaan kecerdasan buatan generatif di masa depan,” kata David Morrison, analis pasar senior di Trade Nation.

Namun, kenaikan imbal hasil Treasury AS jangka panjang juga membebani saham-saham berkapitalisasi besar lainnya. Saham Meta Platforms, yang akan dilaporkan setelah bel penutupan, turun 3,0%, sementara Apple dan Amazon.com masing-masing merosot 1,2% dan 3,2%.

Baca Juga: Wall Street Ditutup Bervariasi: S&P 500 dan Dow Melemah, Nasdaq Menguat

Kini fokus investor mulai tertuju pada data produk domestik bruto kuartal ketiga dan data pengeluaran konsumsi pribadi yang dijadwalkan pada sisa pekan ini.

Perhatian juga tertuju pada pejabat Federal Reserve AS menjelang keputusan mereka mengenai suku bunga pada 1 November.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi