KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Kamis (25/7), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq turun, dan gagal
rebound setelah aksi jual saham teknologi sehari sebelumnya. Mengutip
Reuters, indeks S&P 500 turun 27,91 poin, atau 0,51% ke level 5.399,22, Nasdaq Composite turun 160,69 poin, atau 0,93%, ke level 17.181,72. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average naik 81,20 poin, atau 0,20% ke level 39.935,07. Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 13,23 miliar saham dengan rata-rata 11,60 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Baca Juga: Wajah Wall Street Bervariasi Saat Investor Menimbang Data PDB AS, Kamis (25/7) Indeks Dow Jones Industrial Average mempertahankan kenaikan awal dan ditutup naik karena data produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih kuat dari perkiraan. Laporan PDB hari Kamis menunjukkan ekonomi AS tumbuh 2,8% pada kuartal kedua, lebih tinggi dibandingkan perkiraan 2%. Inflasi mereda, sehingga ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve pada bulan September tetap terjaga. Saham-saham berkapitalisasi kecil juga naik karena investor mencari nilai lebih dari saham-saham megakapitalisasi, dengan indeks Russell 2000 naik 1,3%. Saham-saham megacap berusaha
rebound dan diperdagangkan lebih tinggi pada sore hari tetapi banyak yang kemudian tergelincir, dengan saham Meta Platforms Microsoft dan Nvidia berakhir dengan penurunan antara 1,7% dan 2,4%. Saham Alphabet turun untuk hari kedua berturut-turut, merosot 3,1% ke penutupan terendah sejak 6 Mei, namun saham Tesla menguat. Lesunya pendapatan dari induk Google dan pembuat kendaraan listrik telah memukul kelompok saham teknologi Magnificent Seven pada hari Rabu, mendorong Nasdaq dan S&P 500 mencatat hari terburuk mereka sejak 2022. Indeks Volatilitas Cboe, yang dikenal sebagai ukuran ketakutan Wall Street, memperpanjang kenaikannya baru-baru ini hingga ditutup pada 18,46, tertinggi baru dalam 14 minggu.
Baca Juga: Wall Street Melemah, Terbebani Penurunan Kinerja Tesla dan Alphabet “Saya pikir pasar sedang mengalami kemunduran,” kata Yung-Yu Ma, kepala investasi di BMO Wealth Management.
"Kekhawatiran meningkat dan kemarin merupakan peningkatan dari kekhawatiran tersebut, namun beberapa di antaranya telah berkurang hari ini." Sementara para investor masih berusaha untuk bergulat dengan laporan pendapatan yang mengecewakan pada hari Rabu, serta ketidakpastian politik dan ekonomi, Ma mengatakan pada akhirnya data terbaru menunjukkan perekonomian AS yang tangguh. Kini fokus investor tertuju pada data harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) pada hari Jumat untuk mengkonfirmasi spekulasi dimulainya penurunan suku bunga Fed lebih awal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi