KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup menguat pada akhir perdagangan Jumat (1/11),
rebound dari aksi jual sehari sebelumnya. Pertumbuhan laba Amazon yang cukup kuat mengimbangi sentimen negatif dari penurunan pertumbuhan lapangan kerja AS pada Oktober. Mengutip
Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average naik 288,73 poin, atau 0,69% ke level 42.052,19, S&P 500 naik 23,35 poin, atau 0,41% ke level 5.728,80, dan Nasdaq Composite naik 144,77 poin, atau 0,80% ke level 18.239,92. Dalam sepekan, ketiga indeks tersebut turun, dengan S&P 500 turun 1,38%, Nasdaq turun 1,51%, dan Dow turun 0,16%.
Baca Juga: Wall Street Melonjak pada Jumat (1/11), Saham Amazon Melambung Akibat Lonjakan Laba Saham Amazon.com naik 6,2% setelah pada Kamis (31/10) emiten ritel ini melaporkan laba yang mengungkapkan penjualan ritel yang kuat, meningkatkan laba di atas perkiraan Wall Street. Laba Amazon.com juga mengangkat indeks Consumer Discretionary sebesar 2,4% ke level tertinggi dalam lebih dari dua tahun, sementara saham utilitas dan real estat merupakan sektor yang paling banyak mengalami penurunan. Sementara itu, saham Apple turun 1,2% karena investor khawatir tentang penurunan penjualannya di China selama kuartal terakhir 2024. Anggota Magnificent Seven lainnya, Meta Platforms dan Microsoft, juga melaporkan laba awal minggu ini dan memperingatkan tentang biaya infrastruktur terkait AI, yang menyeret Nasdaq turun pada hari Kamis. "Bulan baru sering kali tampaknya menawarkan optimisme baru bagi investor, dan setelah melihat hasil yang menggembirakan dari Apple dan Amazon," kata Sam Stovall, kepala strategi investasi di CFRA Research. Saham Intel melonjak 7,8% setelah perkiraan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. Indeks saham chip naik 1%.
Baca Juga: Wall Street Ditutup Memerah Kamis (31/10), Microsoft dan Meta Soroti Biaya AI Saham Chevron naik 2,8% setelah perusahaan mengalahkan estimasi laba kuartal ketiga karena produksi minyak yang lebih tinggi. Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 12,13 miliar saham dengan rata-rata 11,71 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir. Pasar ekuitas menepis data upah nonpertanian (
nonfarm payrolls) AS pada Oktober yang lemah, mengingat gangguan dari badai dan pemogokan. Data yang dirilis Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan peningkatan 12.000 pekerjaan, jauh lebih kecil dari perkiraan ekonom sebesar 113.000. Namun, tingkat pengangguran tetap stabil di 4,1%, meyakinkan investor bahwa pasar tenaga kerja tetap kokoh.
Setelah data pekerjaan dirilis, investor sebagian besar berpegang pada taruhan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November. "Laba kuartal ketiga, suku bunga, dan pemilihan umum terus menjadi pendorong utama dalam jangka pendek," kata Stovall. Kini fokus investor tertuju pada Pemilihan umum AS. Banyak analis memperkirakan pemilihan presiden yang ketat dan ketidakpastian atas hasil akhirnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi