KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks utama Wall Street menguat di awal perdagangan menjelang pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve, yang dimulai pada hari ini. Data yang menandakan konsumen yang sehat meredakan kekhawatiran akan perlambatan tajam dalam ekonomi Amerika Serikat (AS). Selasa (17/9) pukul 21.04 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,15% ke 41.683 dan menguji rekor tertinggi baru. Indeks S&P 500 naik 0,42% ke 5.656. Nasdaq Composite menguat 0,78% ke 17.726. Laporan Departemen Perdagangan AS menunjukkan penjualan ritel naik 0,10% pada bulan Agustus dibandingkan dengan perkiraan penurunan 0,20%, menurut ekonom yang disurvei oleh
Reuters. Data penjualan ritel ini lebih rendah ketimbang kenaikan 1,1% pada bulan sebelumnya.
Saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga seperti Alphabet dan Tesla masing-masing naik 0,78% dan 0,83%, dalam perdagangan prapasar. Harga saham Nvidia naik 1,30%.
Baca Juga: IHSG Mencetak Rekor Baru, Rilis Data Ekonomi Menjadi Fokus Selanjutnya Imbal hasil obligasi Treasury dua tahun melayang mendekati level yang terakhir terlihat lebih dari setahun yang lalu. Harga saham Microsoft naik 2,0% setelah dewan direksi perusahaan terdepan di bidang AI tersebut menyetujui program pembelian kembali saham senilai US$ 60 miliar. Microsoft juga menaikkan dividen kuartalannya sebesar 10%. Pejabat Fed dijadwalkan untuk memulai pertemuan dua hari mereka pada hari ini. Para pedagang bertaruh pada probabilitas 67% bahwa bank sentral paling berpengaruh di dunia akan memutuskan untuk menurunkan biaya pinjaman sebesar 50 basis poin, menurut FedWatch Tool dari CME Group. Peluang yang mendukung pengurangan 25 bps yang lebih kecil berada di 33% dari 66% seminggu sebelumnya. Investor fokus pada pernyataan dari mantan pembuat kebijakan yang mendukung penurunan yang sangat besar dan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang mendingin, di antara indikator lainnya. "Penjualan ritel yang lebih tinggi menunjukkan bahwa ekonomi sedikit lebih baik," kata Michael Green, kepala strategi dan manajer portofolio di Simplify Asset Management seperti dikutip
Reuters.
Baca Juga: Sejumlah Emiten di Papan Pengembang Ini Dinilai Mampu Jadi Penggerak IHSG Dow Jones kemarin ditutup pada rekor tertinggi. Indeks S&P 500 mengakhiri hari keenam berturut-turut lebih tinggi dan mendekati rekor tertinggi pada sesi sebelumnya. Penguatan S&P 500 dibantu oleh kenaikan saham keuangan dan energi. Namun, Nasdaq mengakhiri sesi lebih rendah karena investor beralih dari saham teknologi, yang telah mempelopori sebagian besar reli tahun ini. September secara historis merupakan bulan yang lemah bagi pasar saham AS. Indeks acuan S&P 500 turun sekitar 1,20% untuk bulan tersebut secara rata-rata sejak 1928. Indeks tersebut telah turun sekitar 0,30% sejauh September ini. Namun, survei terhadap fund manager Bank of America (BofA) menunjukkan sentimen investor global membaik pada September 2024 untuk pertama kalinya sejak Juni. Optimisme disokong
soft landing dan pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS.
Baca Juga: IHSG di Rekor Tertinggi, BRIS, BBCA, BMRI Paling Banyak Net Buy Asing, Selasa (17/9) Di antara penggerak lainnya, harga saham Intel melonjak 6,7% setelah mengontrak unit layanan cloud Amazon.com sebagai pelanggan untuk membuat chip kecerdasan buatan khusus. Harga saham Viasat turun 2,4% setelah pialang J.P.Morgan menurunkan peringkatnya menjadi netral dari
overweight. Harga saham Hewlett Packard Enterprise naik 3,8% setelah BofA Global Research menaikkan peringkat pembuat server tersebut menjadi beli dari netral. Harga saham SolarEdge turun 5,2% setelah Jefferies menurunkan peringkat pembuat inverter surya itu menjadi "berkinerja buruk" dari "tahan" dan memangkas target harganya ke level terendah di Wall Street. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati