Wall Street Naik Saat Data Pekerjaan yang Lemah Memperkuat Spekulasi Jeda Suku Bunga



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street menguat pada hari Jumat. Penguatan pasar saham Amerika Serikat (AS) terjadi setelah data menunjukkan perlambatan pertumbuhan lapangan kerja dan kenaikan tingkat pengangguran meningkatkan ekspektasi investor bahwa Federal Reserve telah selesai dengan kampanye pengetatan kebijakan moneter.

Jumat (3/11) pukul 21.35 WIB, Dow Jones Industrial Average menguat 0,39% ke 33.969. Indeks S&P 500 menguat 0,65% ke 4.345. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,69%.

Laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan upah nonpertanian (nonfarm payrolls) meningkat sebesar 150.000 pekerjaan pada bulan Oktober. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan ekspektasi kenaikan sebesar 180.000. Peningkatan sebagian disebabkan oleh pemogokan di Tiga Besar produsen mobil di Detroit.


Data bulan lalu direvisi lebih rendah untuk menunjukkan peningkatan sebesar 297.000 dibandingkan 336.000 yang dilaporkan sebelumnya. Sementara tingkat pengangguran naik tipis menjadi 3,9% dibandingkan ekspektasi yang akan tetap stabil di 3,8%.

Baca Juga: IHSG Lanjut Menguat, Cermati 10 Saham Net Buy Terbesar Asing pada Jumat (3/11)

Angka tersebut, yang muncul setelah serangkaian data tenaga kerja yang beragam pada minggu ini, memperkuat pandangan bahwa The Fed telah mencapai akhir dari kenaikan suku bunganya.

"(Laporan tersebut) konsisten dengan pandangan pasar bahwa pasar tenaga kerja dan perekonomian sedang melambat dan hal itu akan membuat The Fed tetap menahan diri dan akan menyebabkan bank sentral tahun depan menurunkan suku bunganya," kata Jay Hatfield, chief executive officer Infrastructure Capital Management kepada Reuters.

Taruhan para pedagang bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga tetap stabil pada bulan Desember naik menjadi 90% dari sekitar 83% sebelum data tersebut dirilis. Para trader juga memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan Mei 2024, dibandingkan ekspektasi pada bulan Juni sebelumnya.

Penurunan imbal hasil US Treasury mengangkat sebagian besar saham dengan pertumbuhan megacap, dengan Tesla, Nvidia dan Alphabet naik antara 0,8% dan 2,2%.

Imbal hasil obligasi Treasury 10-tahun yang menjadi acuan turun ke 4,4921%. Ini adalah level terendah dalam lima pekan setelah data payrolls.

Baca Juga: Emas Lebih Bersinar saat Aset Saham dan Surat Utang Terkoreksi di Bulan Oktober

Harga saham Apple mengurangi penurunan dan terakhir turun 1,9% setelah perkiraan penjualan untuk kuartal ini tidak sesuai ekspektasi Wall Street. Penjualan diprediksi tetap melesat bahkan ketika kenaikan penjualan iPhone mengangkat hasil kuartal keempat di atas perkiraan.

Indeks utama Wall Street menguat pada hari Kamis, dengan S&P 500 mencatat persentase kenaikan harian terbesar sejak April.

Masuknya berita terkini perusahaan yang kuat baru-baru ini juga menjaga indeks-indeks utama tetap pada jalur kenaikan mingguan terbesarnya dalam waktu sekitar satu tahun. Dari 376 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan kinerjanya sejauh ini, hampir 81% telah melampaui estimasi pendapatan, berdasarkan data LSEG.

Sebagian besar sektor utama S&P 500 diperdagangkan di zona hijau. Sektor real estat memimpin kenaikan 2,7%.

Baca Juga: IHSG Naik 0,55% Hari Ini (3/11), Simak Review Sepekan

Sementara itu, indeks volatilitas CBOE menyentuh level terendah baru dalam enam minggu, terakhir turun 0,55 pada 15,09 poin.

Di antara saham-saham penggerak utama, Fortinet turun 17,3% karena perusahaan keamanan siber tersebut memperkirakan pendapatan kuartal keempatnya di bawah perkiraan Wall Street.

Harga saham Coinbase turun 1,3% setelah volume perdagangan pertukaran mata uang kripto tersebut menurun untuk kuartal kedua berturut-turut.

Harga saham Block melonjak 14,1% setelah perusahaan pembayaran menaikkan perkiraan laba tahunan yang disesuaikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati