KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis (28/4), didukung kenaikan saham Meta pasca rilis laporan keuangannya yang mengangkat saham sektor teknologi. Saham induk Facebook itu melonjak 17,6% setelah melaporkan laba yang lebih besar dari perkiraan dan pulih dari penurunan pengguna. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 614,46 poin atau 1,85% ke 33.916,39, S&P 500 naik 103,54 poin atau 2,47% ke 4.287,50 dan Nasdaq Composite naik 382,60 poin atau 3,06% ke 12.871,53.
Mengutip
Reuters, dari 11 indeks sektor S&P 500, sektor layanan komunikasi dan teknologi termasuk dua sektor dengan kenaikan terkuat. Masing-masing melonjak 4,04% dan 3,89%. Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 12,3 miliar saham dengan rata-rata 11,8 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Baca Juga: Wall Street Naik Tipis, Laporan Meta Mengimbangi Kekhawatiran Proyeksi Ekonomi AS Saham Apple Inc, perusahaan paling berharga di dunia, dan raksasa e-commerce Amazon.com Inc, keduanya menguat lebih dari 4% menjelang laporan triwulanan mereka. Investor telah membuang saham pertumbuhan tinggi selama berminggu-minggu, karena kekhawatiran tentang inflasi, kenaikan suku bunga dan potensi perlambatan ekonomi. Bahkan dengan kenaikan kuat pada hari Kamis, Nasdaq yang berbasis teknologi turun hampir 10% di bulan April, berada di jalur penurunan satu bulan terdalam sejak Maret 2020. "Ketika suku bunga, laju inflasi, dan apa yang akan dilakukan The Fed sangat fluktuatif, itu berarti penetapan harga setiap aset lain jauh lebih sulit," kata Zach Hill, kepala Strategi Portofolio di Horizon Investments di Charlotte, North Carolina. "Kami telah melakukan banyak data pendapatan selama beberapa hari dan minggu terakhir dan pada umumnya, di luar beberapa kasus tertentu, fundamental yang mendasari perusahaan Amerika relatif kuat," kata Hill. Ekonomi AS secara tak terduga berkontraksi pada kuartal pertama karena kasus Covid-19 melonjak lagi, dan uang bantuan pandemi pemerintah turun.
Baca Juga: Wall Street Mixed, S&P 500 Menguat ditopang Kenaikan Saham Microsoft Penurunan pertama dalam produk domestik bruto sejak resesi pandemi pendek dan tajam hampir dua tahun lalu, dilaporkan oleh Departemen Perdagangan, sebagian besar didorong oleh defisit perdagangan yang lebih luas karena impor melonjak, dan perlambatan laju akumulasi persediaan. Perang Ukraina, penguncian Covid di China, dan lonjakan inflasi telah membebani prospek ekonomi global, memicu volatilitas menjelang pertemuan Federal Reserve Mei minggu depan. Pengamat Fed mengharapkan kenaikan suku bunga 50 basis poin. Secara keseluruhan, pendapatan kuartal pertama lebih baik dari yang diharapkan, dengan 81% dari 237 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan hasil sejauh ini mengalahkan ekspektasi Wall Street. Biasanya, hanya 66% perusahaan yang mengalahkan perkiraan, menurut data Refinitiv. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi