KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street berhasil
rebound dengan indeks Dow Jones mencatat rekor penutupan tertinggi menjelang laporan kinerja triwulanan yang sangat dinanti-nantikan dari Nvidia pada hari Rabu (28/8) dan data ekonomi yang diharapkan akhir minggu ini dapat memberikan petunjuk tentang jalur pemangkasan suku bunga Amerika Serika (AS). Selasa (27/8), indeks S&P 500 ditutup menguat 0,16% ke 5.625,80, indeks Nasdaq Composite naik 0,16% menjadi 17.754,82 dan indeks Dow Jones Industrial Average menguat tipis 0,02% ke 41.250,50. Itu membuat Dow Jones mencetak rekor tertinggi penutupan untuk hari kedua berturut-turut.
Sementara itu, dari 11 sektoral pada indeks S&P 500, enam naik, yang dipimpin oleh sektor teknologi informasi yang loncat 0,63%. Diikuti oleh kenaikan 0,48% pada sektor keuangan. Pada sesi ini, saham teknologi kelas berat mencatat hasil beragam, dengan fokus pada laporan kinerja mendatang dari Nvidia, pembuat chip yang menjadi pusat reli Wall Street dalam saham-saham terkait AI. Saham Nvidia ditutup naik 1,5% dan menjadi perusahaan yang paling banyak diperdagangkan di bursa saham AS, menurut data LSEG. Baca Juga:
Bursa AS: Wall Street Memerah Menjelang Laporan Keuangan Nvidia Sepanjang tahun ni, saham Nvidia sudah melonjak 159%. Sejauh ini, Nvidia dipandang sebagai pemenang terbesar dari teknologi AI, dan hasilnya mengikuti kekhawatiran baru-baru ini tentang peningkatan pengeluaran yang sudah besar oleh Microsoft, Alphabet dan pemain utama lainnya dalam perlombaan untuk mendominasi teknologi AI yang sedang berkembang. "Ada standar yang sangat, sangat tinggi yang harus dipenuhi bukan hanya untuk pendapatan dan panduan Nvidia, tetapi juga cerita yang mereka sampaikan tentang keadaan AI yang mengangkat sektor teknologi keluar dari kemerosotannya baru-baru ini," kata Ross Mayfield, Investment Strategy Analyst Baird. Saham Apple ditutup menguat 0,4%, sementara saham Amazon turun 1,4%. Data pada hari Selasa menunjukkan keyakinan konsumen AS naik ke level tertinggi dalam enam bulan pada bulan Agustus. Sedangkan konsumen juga menjadi lebih cemas tentang pasar tenaga kerja setelah tingkat pengangguran melonjak mendekati level tertinggi tiga tahun sebesar 4,3% bulan lalu. Investor akan mencermati data Pengeluaran Konsumsi Pribadi bulan Juli yang akan dirilis pada hari Jumat untuk petunjuk tambahan tentang potensi laju penurunan suku bunga. Para investor sekarang bertaruh pada penurunan suku bunga sebesar 25 atau 50 basis poin pada bulan September, menurut alat Fed Watch milik CME Group. Sementara itu, UBS Global Wealth Management menaikkan kemungkinan resesi AS menjadi 25% dari 20%, dengan alasan melemahnya pasar tenaga kerja. Dapa sesi ini, saham Paramount Global merosot lebih dari 7% setelah Edgar Bronfman Jr. membatalkan tawarannya untuk perusahaan tersebut, membuka jalan bagi Skydance Media untuk mengambil alih kerajaan media milik Shari Redstone.
Baca Juga: IHSG Berpeluang Menguat, Simak Saham Rekomendasi Analis, Rabu (28/8) Saham Tesla juga turun 1,9% setelah Kanada mengatakan akan mengenakan tarif 100% pada impor kendaraan listrik China. Bea masuk berlaku untuk semua EV yang dikirim dari China, termasuk yang dibuat oleh Tesla. Sejalan, saham Super Micro Computer turun 2,6% setelah penjual pendek Hindenburg Research mengatakan memiliki posisi pendek di pembuat server AI tersebut. Indeks Perumahan PHLX turun 1,2% setelah data menunjukkan harga rumah keluarga tunggal turun pada bulan Juni karena suku bunga hipotek yang lebih tinggi membebani permintaan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari