Wall Street Reli Ditopang Data Inflasi yang Melandai



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup menguat tajam karena data ekonomi Amerika Serikat (AS) menunjukkan inflasi yang menurun dan pasar tenaga kerja yang melemah. Hal itu memicu optimisme bahwa Federal Reserve (The Fed) dapat mendekati akhir dari siklus kenaikan suku bunga yang agresif.

Kamis (13/4), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 383,19 poin atau 1,14% menjadi 34.029,69, indeks S&P 500 menguat 54,27 poin atau 1,33% ke 4.146,22 dan indeks Nasdaq Composite menguat 236,94 poin atau 1,99% ke 12.166,27.

Di antara 11 sektor utama pada indeks S&P 500, semuanya kecuali sektor real estat mengakhiri sesi dengan lebih tinggi. Di mana, sektor layanan komunikasi dan kebijakan konsumen menikmati penguatan terbesar, setelah keduanya melonjak 2,3%.


Pada sesi ini, saham megacaps yang sensitif suku bunga termasuk Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com memberikan kekuatan paling atas dan mendorong indeks Nasdaq yang padat teknologi naik hampir 2% dan berada pada kenaikan persentase satu hari terbesarnya dalam hampir sebulan.

Data yang dirilis sebelum bel penutupan menunjukkan penurunan harga produsen yang lebih curam dari perkiraan dan klaim baru untuk tunjangan pengangguran muncul di atas konsensus. Keduanya memberi sinyal bahwa rentetan kenaikan suku bunga The Fed, yang dimulai lebih dari setahun yang lalu, berfungsi sebagaimana mestinya.

Baca Juga: Wall Street Dibuka Menghijau pada Kamis (13/4) Terdorong Data Inflasi

Data tersebut muncul setelah laporan Indeks Harga Konsumen hari Rabu (12/4), yang memperkuat kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin lagi pada akhir pertemuan kebijakan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan depan.

"Pasar reli hari ini menyusul data inflasi yang lebih rendah di pagi ini, karena semuanya masih tentang The Fed, jadi ini semua tentang inflasi," kata David Carter, spesialis investasi di JPMorgan Private Bank di New York.

"Bersama dengan data CPI kemarin yang diredam, PPI juga menunjukkan beberapa perlambatan inflasi yang bisa berarti pengetatan Fed segera diakhiri."

Pasar keuangan memperkirakan satu dari tiga kemungkinan bahwa bank sentral akan menekan tombol jeda dan membiarkan tingkat target suku bunga The Fed berdiri di kisaran 4,75% hingga 5,00%, menurut alat FedWatch CME.

Fokus investor sekarang bergeser ke musim pendapatan kuartal pertama, yang diharapkan melonjak pada hari Jumat ketika trio bank besar, Citigroup, JPMorgan Chase & Co, Wells Fargo & Co melaporkan kinerja.

"Penghasilan bank besok dapat memberikan wawasan tentang kekuatan bank regional dan aktivitas pinjaman di masa depan," tambah Carter. "Akan menarik untuk melihat apa yang bank katakan besok tentang pertumbuhan ekonomi di masa depan."

Baca Juga: Inflasi AS Mulai Mereda, Akankah Suku Bunga The Fed Tetap Naik?

Analis memperkirakan pendapatan agregat pada indeks S&P 500 di kuartal I-2023 turun 5,2% dibanding kuartal I-2022, pembalikan mencolok dari pertumbuhan 1,4% secara tahunan yang terlihat pada awal kuartal, menurut Refinitiv.

Pada perdagangan kali ini, saham Delta Air Lines Inc turun 1,1% menyusul hilangnya laba kuartal pertama perusahaan.

Saham Harley-Davidson Inc juga melemah 1,7% setelah pembuat sepeda motor mengumumkan Chief Financial Officer Gina Goetter meninggalkan perusahaan pada akhir April.

Tetapi, saham Groupon Inc melonjak 4,0% setelah perusahaan menunjuk Jiri Ponrt untuk menggantikan Damien Schmitz sebagai chief financial officer.

Saham Netflix Inc juga menguat 4,6% setelah Wedbush mengatakan pertumbuhan pendapatan platform streaming dari pelanggan baru dapat meningkatkan profitabilitas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari