Wall Street rontok akibat kekhawatiran perlambatan ekonomi global



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) Wall Street memerah saat pembukaan pasar saham, Selasa (22/1). Wall Street dibuka lebih rendah setelah reli selama empat minggu berturut-turut. Penurunan Wall Street dipicu kekhawatiran perlambatan ekonomi global pasca Dana Moneter Internasional (IMF) memangas prospek pertumbuhannya dalam sepekan.

Pada pembukaan Wall Street, indeks Dow Jones Industrial Average turun 98,59 poin, atau 0,40% menjadi 24.607,76;  S&P 500 dibuka lebih rendah sebesar 12,83 poin, atau 0,48% menjadi 2.657,88. Nasdaq Composite turun 47,66 poin, atau 0,67 %, menjadi 7.109,57.

Kepala Strategi Pasar National Securities di New York Art Hogan mengatakan,  kekhawatiran investor terjadi karena pertumbuhan ekonomi global yang kian melambat. "S&P 500 memiliki lebih dari setengah perusahaan yang memiliki bisnis di luar negeri, sehingga pandangan seperti ini juga akan berdampak pada pendapatan tahun ini," ujarnya seperti dikutip Reuters


Menurutnya, penurunan perkiraan pertumbuhan ekonomi global oleh IMF menjadi 3,5% pada 2019 dan 3,6% pada 2020, atau masing-masing turun 0,2% dan 0,1% menunjukkan kalau ekonomi negara-negara maju semisal Eropa terus melemah. Demikian juga pertumbuhan ekonomi China saat merilis data pertumbuhan ekonominya tercatat terendah dalam 28 tahun terakhir.

Pada pukul 10.01 waktu New York, Wall Street melanjutkan penurunan. Jones Industrial Average turun 166,65 poin, atau 0,67% menjadi 24.539,70, S&P 500 turun 23,09 poin atau 0,86% menjadi 2.647,62 dan Nasdaq Composite turun 72,29 poin, atau 1,01% menjadi 7.084,94.

Namun sejumlah analis menilai rontoknya saham-saham di negara maju tidak akan berdampak signifikan bagi bursa saham di Indonesia. Hal itu ditandai dengan tingginya pembelian asing di pasar domestik. Pada perdagangan hari Selasa (22/1), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat tipis 0,27% setelah sempat dilanda aksi jual selama perdagangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli