Wall Street rontok lebih 1,5%, masih dihantui dampak virus corona



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street turun lebih dari 1,5% pada hari Jumat. Virus corona terbukti tiba-tiba mengakhiri rekor pertumbuhan pekerjaan AS selama 113 bulan.

Padahal, hilangnya 701.000 lapangan kerja yang ditunjukkan oleh data Departemen Tenaga Kerja periode Maret tidak sepenuhnya menangkap kerusakan ekonomi dari virus.

Survei hanya mempertimbangkan data hanya sampai pertengahan Maret, sebelum penutupan tempat kerja meluas di AS membuat lebih banyak orang tidak bekerja.


Baca Juga: Dow Jones dibuka jatuh lebih 100 poin setelah rilis data pekerjaan yang mengecewakan

Penyebaran virus di seluruh dunia telah memaksa miliaran orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mendorong seluruh sektor ke jurang kehancuran, memicu PHK massal dan langkah-langkah dramatis oleh perusahaan untuk mengumpulkan uang.

S&P 500 ditutup turun hampir 27% dari penutupan tertinggi pertengahan Februari, atau sekitar senilai US$ 7 triliun dalam nilai pasar. Para ekonom telah memangkas perkiraan mereka tentang PDB AS. Morgan Stanley sekarang memperkirakan kontraksi 38% pada kuartal kedua.

"Ini tidak seperti Desember 2018. Kita tidak mungkin melihat pemulihan berbentuk V karena kita bahkan belum mulai benar-benar mengatasi masalah utama di balik mengapa ini terjadi. Itu masih proses yang berkelanjutan. Ini akan memakan waktu, "kata Mike Turvey, ahli strategi perdagangan senior kelembagaan TD Ameritrade

Dow Jones Industrial Average turun 360,91 poin, atau 1,69%, menjadi 21.052,53, S&P 500 kehilangan 38,25 poin, atau 1,51%, menjadi 2.488,65 dan Nasdaq Composite turun 114,23 poin, atau 1,53%, ke 7.373.08.

Baca Juga: Sebagian bursa Asia menguat jelang akhir pekan

Dari 11 sektor utama S&P 500, utilitas adalah penghambat terbesar, turun 3,6%, diikuti oleh bahan dan keuangan, dengan penurunan lebih dari 2%.

Di bursa AS, 11,57 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata 15,75 miliar untuk 20 sesi terakhir.

Indeks Volatilitas CBOE, secara luas dikenal sebagai "pengukur rasa takut Wall Street," berakhir pada 46,80, level penutupan terendah sejak 6 Maret.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana