KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup melemah di akhir pekan dengan tiga indeks utama melemah. Hal tersebut terjadi karena kekacauan yang berkepanjangan terkait dengan gangguan Information Technology (IT) global yang disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak menambah ketidakpastian pada pasar yang sudah cemas. Jumat (19/7), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 0,93% menjadi 40.287,53, indeks S&P 500 melemah 0,71% ke 5.505 dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,81% ke 17.726,94. Di antara 11 sektor pada indeks S&P 500, sektor energi mengalami penurunan paling besar. Sementara sektor kesehatan dan utilitas menjadi satu-satunya yang ditutup menguat pada sesi tersebut.
Pada pekan ini, indeks Nasdaq dan S&P 500 mencatat pekan terburuk sejak April. Di mana, Dow, yang sempat mencapai serangkaian penutupan tertinggi sepanjang masa di awal minggu, membukukan kenaikan di minggu ini. Gangguan IT global yang menyebabkan pemadaman teknologi yang luas mengganggu operasional di berbagai industri termasuk maskapai penerbangan, perbankan, dan layanan kesehatan setelah kesalahan pada perangkat lunak milik perusahaan keamanan siber Crowdstrike, menyebabkan sistem operasional Microsoft, Windows, mogok. Meskipun kelemahan telah diidentifikasi dan perbaikan diterapkan, masalah teknis terus memengaruhi beberapa layanan di seluruh dunia.
Baca Juga: Wall Street Turun Seiring Berlanjutnya Aksi Jual di Pasar Saham Crowdstrike pun anjlok 11,1%. Sedangkan, saham perusahaan keamanan siber saingannya, Palo Alto Networks dan SentinelOne masing-masing menguat 2,2% dan 7,8%. Ketiga indeks saham utama AS berakhir di wilayah negatif, dengan rata-rata Dow Jones Industrial mengalami kondisi terburuknya. “Pemadaman teknologi ini menambah ketidakpastian dan memberikan tekanan pada Nasdaq secara keseluruhan,” kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut. "Tetapi dampaknya tidak akan terlalu besar secara keseluruhan. Beberapa pembelian akan tertunda. Bukan hanya karena ini adalah hari Jumat musim panas tetapi karena pemadaman listrik (investor) berada dalam mode wait and see." “Mereka duduk di pinggir lapangan,” tambah Pavlik. "Itulah yang terjadi pada pasar saham ketika volatilitas menguasai segalanya." Indeks volatilitas Pasar CBOE, yang dianggap sebagai ukuran kecemasan investor, menyentuh level tertinggi sejak akhir April. Saham-saham berkapitalisasi kecil Russell 2000, yang merupakan penerima manfaat dari peralihan baru-baru ini dari saham-saham yang bertumbuh besar, ditutup sedikit lebih rendah. Saham Nvidia memimpin aksi jual. Indeks Semikonduktor Philadelphia SE berkinerja buruk di pasar yang lebih luas, dengan melemah 3,1%. Di tempat lain, Presiden Federal Reserve Bank of New York John Williams menegaskan kembali komitmen bank sentral untuk menurunkan inflasi ke target 2%. Pasar keuangan memperkirakan kemungkinan sebesar 93,5% bahwa The Fed akan memasuki fase penurunan suku bunga pada akhir pertemuan bulan September, menurut alat FedWatch CME. Musim laporan keuangan kuartal kedua berakhir pada minggu penuh pertamanya, dengan 70 perusahaan di indeks S&P 500 telah melaporkan kinerjanya. Dari jumlah tersebut, 83% telah melampaui konsensus, menurut LSEG.
Baca Juga: Investasi Barang Mewah Kurang Menyegarkan Mata di Tahun Ini Analis sekarang memperkirakan pertumbuhan pendapatan S&P 500 secara agregat secara tahunan sebesar 11,1%, lebih baik dari perkiraan 10,6% pada 1 Juli. Minggu depan, serangkaian hasil penting diharapkan dari Tesla, Alphabet, IBM, General Motors, Ford dan sejumlah perusahaan lainnya. "Ini masih awal musim pendapatan, tapi semuanya berjalan mengesankan," kata Ryan Detrick, kepala strategi pasar di Carson Group di Omaha, Nebraska. “Tetapi perusahaan-perusahaan besar akan mulai melaporkannya minggu depan dan apa yang ingin kami dengar adalah seberapa kuat konsumen dan bagaimana prospek pertumbuhan ekonomi di masa depan.”
Saham Eli LillyLLY.N menguat 1,0% setelah China menyetujui obat penurun berat badan tirzepatide. Sementara saham Intuitive Surgical melonjak 9,4% setelah hasil kuartal kedua lebih baik. Berbeda, saham Travelers anjlok 7,8% karena pertumbuhan premi tertulis bersih yang lebih rendah dari perkiraan. Serupa, saham Netflix turun 1,5% dalam perdagangan yang berombak setelah raksasa streaming itu memperingatkan penambahan pelanggan pada kuartal ketiga akan lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Penyedia jasa ladang minyak SLB naik 1,9% setelah laba kuartal kedua yang kuat.
Editor: Anna Suci Perwitasari