Wall Street: S&P 500 Jatuh untuk Hari Kedua, Nasdaq Kehilangan 1%



KONTAN.CO.ID - Wall Street turun pada hari Selasa (5/3), dengan melemahnya saham-saham megacap berbasis pertumbuhan membebani Nasdaq karena investor menilai serangkaian data ekonomi dan menunggu pernyataan dari Ketua The Fed Jerome Powell.

Melansir Reuters, pukul 10:10 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 194,04 poin atau 0,50% pada 38.795,79, S&P 500 turun 31,07 poin atau 0,61% pada 5.099,88, dan Nasdaq Composite turun 209,02 poin atau 1,29 %, pada 15.998,49.

Data ekonomi terbaru menunjukkan, pertumbuhan industri jasa AS sedikit melambat pada bulan Februari di tengah penurunan lapangan kerja.


Baca Juga: Nasdaq Memimpin Penurunan Wall Street Selasa (5/3), Jelang Rilis Data Ekonomi AS

Namun jumlah pesanan baru meningkat ke level tertinggi dalam enam bulan, yang menunjukkan kekuatan mendasar di sektor ini.

PMI konsisten dengan ekspansi ekonomi yang berkelanjutan meskipun The Fed telah menaikkan suku bunga sebesar 525 basis poin sejak Maret 2022.

Survei lain menunjukkan, pesanan pabrik turun 3,6% di bulan Januari, dibandingkan perkiraan penurunan 2,9%.

Pedagang melihat peluang 67,2% penurunan suku bunga pertama tahun ini akan terjadi pada bulan Juni, menurut CME FedWatch Tool.

Reli Wall Street yang didorong oleh AI kehabisan tenaga pada awal minggu ini karena fokus beralih ke isyarat baru mengenai jalur kebijakan moneter The Fed.

Setelah tanda-tanda inflasi yang tinggi pada bulan Februari mengurangi harapan penurunan suku bunga lebih awal.

Baca Juga: Penjualan iPhone di China Anjlok 24% Seiring Melonjaknya Popularitas Huawei

Indeks acuan S&P 500 mencapai rekor tertinggi intraday baru pada hari Senin sebelum ditutup sedikit lebih rendah menjelang kesaksian Powell di hadapan anggota parlemen pada hari Rabu dan Kamis.

"Saya pikir dia akan terus menegaskan kembali bahwa narasi penurunan suku bunga mungkin akan terjadi (tetapi) tidak ada rencana segera untuk memangkasnya. Jadi, Anda melihat beberapa kegelisahan di bidang teknologi," kata Ken Polcari, chief market strategist di Slatestone Wealth.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto