Wall Street: S&P 500, Nasdaq Mencapai Rekor Tertinggi Setelah Rilis Data Pekerjaan AS



KONTAN.CO.ID - Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencapai rekor tertinggi harian baru pada hari Jumat (8/3). Setelah data ekonomi terbaru menunjukkan kenaikan tingkat pengangguran dan moderasi kenaikan upah mendukung ekspektasi bahwa The Fed dapat mulai memangkas suku bunga pada pertengahan tahun ini.

Melansir Reuters, pukul 09:37 pagi waktu setempat, Dow Jones Industrial Average naik 8,98 poin atau 0,02% pada 38,800.33, S&P 500 naik 9,57 poin atau 0,19% pada 5,166.93, dan Nasdaq Composite naik 55,76 poin atau 0,34 % pada 16.329,14.

Asal tahu, laju pertumbuhan lapangan kerja Amerika Serikat (AS) meningkat pada bulan Februari, dengan jumlah pekerjaan non-pertanian (nonfarm payrolls) sebanyak 275.000 pekerjaan dibandingkan perkiraan kenaikan sebanyak 200.000 pekerjaan.


Baca Juga: Reli Wall Street, S&P 500 Mencatat Rekor Penutupan Tertinggi

Namun, data bulan Januari direvisi lebih rendah untuk menunjukkan bahwa 229.000 lapangan kerja tercipta.

Tingkat pengangguran naik menjadi 3,9% di bulan Februari setelah bertahan di 3,7% selama tiga bulan berturut-turut. Sementara pertumbuhan upah melambat menjadi 0,1% secara bulanan.

"Pada akhirnya, angka ini cukup dovish karena kenaikan upah kita lebih lambat," kata Cameron Dawson, kepala investasi NewEdge Wealth di New York.

“Saat ini, pasar tenaga kerja ketat dan sehat. Namun, kondisinya tidak sepanas dulu, sehingga mengurangi tekanan inflasi.”

Pedagang sekarang melihat peluang 81,1% bagi The Fed untuk memangkas suku bunga pada bulan Juni, dibandingkan dengan 74,4% sebelum data hari Jumat, menurut CME FedWatch Tool.

Baca Juga: US Job Growth Accelerates in February; Unemployment Rate Rises to 3.9%

Sementara itu untuk perdagangan hari ini, saham Nvidia mencapai rekor tertinggi, naik 3,0% dan mengungguli pertumbuhan megacap dan rekan-rekan teknologi. Saingannya, Advanced Micro Devices dan Micron Technology, masing-masing naik sekitar 2%.

Sebagai informasi, S&P 500 ditutup pada rekor tertinggi pada hari Kamis (7/3) setelah Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan bank sentral "tidak jauh" dari mendapatkan keyakinan bahwa inflasi sudah cukup turun untuk mulai menurunkan suku bunga.

Selanjutnya, focus pasar beralih ke data harga konsumen (CPI) yang akan dirilis minggu depan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai potensi penurunan suku bunga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto