KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks acuan S&P 500 ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa (7/9). Sementara Nasdaq naik tipis ke rekor tertingginya, dipicu investor menyeimbangkan kekhawatiran tentang perlambatan pemulihan ekonomi dengan ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahankan kebijakan moneter yang akomodatif. Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,76% menjadi berakhir pada 35.100 dan S&P 500 kehilangan 0,34% menjadi 4.520,03. Sedangkan, Nasdaq Composite naik 0,07% menjadi 15.374.33. Meski begitu, S&P 500 tetap naik sekitar 20% pada tahun ini dan Nasdaq naik sekitar 19%.
Saham Amgen Inc turun 2,1% dan Merck & Co kehilangan 1,6% setelah Morgan Stanley memangkas peringkat sahamnya menjadi "equal-weight" dari "overweight." Baca Juga: Wall Street memasuki masa-masa koreksi setelah terus rekor Nasdaq didukung oleh saham Big Tech yang telah memicu kenaikan Wall Street dalam beberapa tahun terakhir yakni saham Apple naik 1,6% dan Netflix naik 2,7%. Keduanya mencapai rekor tertinggi. "Anda bisa menyebutnya sebagai gravitasi terhadap Big Tech. Karena orang merasa sedikit tidak yakin tentang bagaimana Covid-19 akan terjadi, Anda tidak perlu khawatir dengan pembukaan kembali perusahaan-perusahaan itu," kata Tom Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments di Atlanta. Sebagian besar saham Wall Street lainnya jatuh. Delapan dari sebelas sub-indeks diperdagangkan lebih rendah, dengan sektor sensitif ekonomi seperti industri turun 1,8% dan utilitas turun 1,4%. Indeks real estat kehilangan 1,1%. Data penggajian Agustus yang hangat pada hari Jumat pekan lalu menimbulkan kekhawatiran bahwa pemulihan ekonomi melambat. Pada hari Selasa, Morgan Stanley memangkas peringkatnya pada saham AS menjadi underweight, menunjuk pada risiko yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi, kebijakan dan undang-undang, dan memperingatkan pihaknya memperkirakan dua bulan ke depan akan "bergelombang."