Wall Street terangkat manufaktur AS dan harapan vaksin Pfizer



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street menguat di awal perdagangan semester kedua ini. Pada Rabu (1/7) pukul 21.15 WIB, Dow Jones Industrial Average naik 0,52% ke 25.945.

Indeks S&P 500 naik 0,14% ke 3.104. Sedangkan Nasdaq Composite naik 0,41% ke 10.099.

Sejumlah katalis positif menjadi penopang pasar saham Amerika Serikat (AS). Pfizer Inc dan perusahaan bioteknologi JErman, BioNTech mengatakan vaksin Covid-19 yang mereka kembangkan telah menunjukkan potensi dan bisa ditoleransi pada uji coba awal terhadap manusia.


Baca Juga: Arah pasar modal tak menentu, perhatikan sejumlah hal berikut

Katalis positif lain, aktivitas manufaktur AS mencapai level tertinggi dalam 14 bulan terakhir. The Institute for Supply Management (ISM) melompat ke 52,6 pada bulan Juni dari posisi 43,1 di bulan Mei. Angka ini adalah level tertinggi sejak April 2019 dan mengakhiri tiga bulan kontraksi.

Rebound indeks manufaktur tersebut bersamaan dengan perbaikan pada survei manufaktur regional dan penambahan jumlah pekerjaan. Tapi, pembukaan aktivitas ekonomi AS yang terjadi sebulan terakhir ini diiringi oleh kenaikan kasus baru virus corona.

Data lain yang dirilis ADP National Employment menunjukkan bahwa pembayaran gaji swasta naik 2,37 juta pada bulan Juni. Meski tinggi, kenaikan ini lebih rendah daripada prediksi polling Reuters sebesar 3 juta. 

Baca Juga: Simak proyeksi IHSG untuk perdagangan Kamis (2/7)

Tapi, laporan terpisah dari Challenger, Gray & Christmas menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan mengumumkan pemecatan 170.219 pekerja di bulan Juni. Meski PHK ini turun 57% dari bulan Mei, jumlah tersebut melonjak 306% jika dibandingkan dengan Juni tahun lalu.

"Kita mulai melihat dampak resesi yang menyebar ke perusahaan-perusahaan yang tidak terdampak langsung virus," kata Andrew Challenger, senior vice president Challenger, Gray & Christmas kepada Reuters.

Dia menambahkan bahwa perusahaan-perusahaan yang berupaya membuka kembali bisnis dan hanya mampu menarik segelintir konsumen, akhirnya menutup kembali bisnisnya. "Sementara itu, sejumlah perusahaan dengan profil besar mengajukan kebangkrutan," imbuh Challenger.

Menurut perusahaan ini, ada total PHK 1,24 juta di kuartal kedua, melesat 257% dari kuartal pertama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati