KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street tak berdaya dengan tiga indeks utama ditutup melemah tajam akibat aksi jual yang luas. Sentimen negatif datang setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja yang kuat mendorong imbal hasil obligasi dan mengerek kekhawatiran bahwa Federal Reserve akan agresif dalam menaikkan suku bunga AS. Kamis (6/7), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup melemah 1,07% menjadi 33.922,26, indeks S&P 500 turun 0,79% ke 4.411,59 dan indeks Nasdaq Composite melemah 0,82% ke 13.679,04. Ini membuat indeks S&P 500 membukukan penurunan persentase harian terbesar sejak 23 Mei. Dan Dow mencatat penurunan satu hari terbesar sejak 2 Mei.
Semua sektor pada indeks S&P 500 berakhir turun. Di mana, sektor energi memimpin penurunan di antara sektor-sektor, setelah turun 2,5% dan indeks diskresioner konsumen merosot hampir 1,7%. Di sisi lain, kenaikan saham megacap mengurangi penurunan indeks utama, yang berakhir di atas posisi terendah sesi mereka. Saham Microsoft naik 0,9%, sementara saham Apple menguat 0,3%.
Baca Juga: Wall St Turun 1%, Data Tenaga Kerja Picu Kekhawatiran Kenaikan Suku Bunga The Fed Sentimen yang menyeret bursa saham Amerika Serikat (AS) datang setelah data penggajian swasta melonjak jauh lebih dari yang diharapkan pada bulan Juni. Data menunjukkan, pasar tenaga kerja tetap solid meskipun risiko resesi meningkat. Sebuah laporan terpisah menunjukkan, lowongan pekerjaan AS turun pada bulan Mei, tetapi tetap pada level yang tinggi. Sehari sebelum laporan ketenagakerjaan bulanan AS, bukti pasar tenaga kerja yang solid mendorong ekspektasi The Fed akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama untuk menjinakkan inflasi yang membandel. “Kami tidak melihat adanya pelunakan di pasar tenaga kerja,” kata Brad McMillan, kepala investasi Commonwealth Financial Network. “The Fed tidak perlu khawatir tentang pasar tenaga kerja. Ketika Anda melihat mandat mereka, mereka tidak punya alasan untuk tidak terus mendaki dan terus mendaki untuk sementara waktu.” Di sisi lain, imbal hasil US Treasury melonjak mengikuti data pasar tenaga kerja. Imbal hasil tenor acuan 10 tahun melonjak di atas 4%, sedangkan imbal hasil US Treasury untuk tenor acuan 2 tahun, yang biasanya bergerak sejalan dengan ekspektasi suku bunga, mencapai level tertinggi dalam 16 tahun. Suku bunga berjangka AS melihat peningkatan kemungkinan kenaikan suku bunga lain oleh Federal Reserve pada bulan November, menurut FedWatch CME. The Fed tidak menaikkan suku bunga pada bulan Juni tetapi secara luas diharapkan untuk melanjutkan kenaikan pada pertemuan bulan Juli. Presiden The Fed Dallas Lorie Logan mengatakan ada kasus kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan bulan Juni.
Baca Juga: IHSG Jumat (7/7) Disetir Sentimen Eksternal, Intip Rekomendasi Saham Hari Ini Pada perdagangan sesi ini, saham Exxon Mobil Corp turun 3,7% setelah perusahaan minyak besar itu mengisyaratkan penurunan tajam laba operasi kuartal kedua karena harga gas alam yang lebih rendah dan margin penyulingan minyak yang lebih lemah.
Laporan perusahaan kuartal kedua akan tiba dalam beberapa minggu mendatang dengan pendapatan S&P 500 diperkirakan turun 5,7% dari tahun lalu, menurut data Refinitiv. “Anda memiliki situasi di mana suku bunga naik lebih tinggi, keuntungan tidak benar-benar bergerak,” kata King Lip, kepala strategi di Baker Avenue Wealth Management. “Itu biasanya bukan kombinasi yang bagus untuk saham.” Saham JetBlue Airways turun 7,2%, sehari setelah perusahaan mengatakan akan mengikuti perintah hakim AS pada bulan Mei untuk mengakhiri aliansinya dengan American Airlines untuk melindungi rencana pembelian Spirit Airlines. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari