Wall Street Tergelincir, Dow Turun Hampir 200 Poin karena Yield US Treasury



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tiga indeks utama Wall Street ditutup lebih rendah pada hari Selasa (5/6), dengan Dow paling dalam penurunannya. Tertekan imbal hasil US Treasury yang naik bersama dengan harga minyak dan investor menilai prospek jalur suku bunga Federal Reserve.

Melansir Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average turun 195,74 poin, atau 0,56%, menjadi 34.641,97, S&P 500 kehilangan 18,94 poin, atau 0,42%, pada 4.496,83 dan Nasdaq Composite turun 10,86 poin, atau 0,08%, menjadi 14.020,95.

Imbal hasil US Treasury naik setelah data ekonomi menunjukkan ketahanan dan Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa bank sentral tidak perlu mengubah suku bunga dalam waktu dekat.


Baca Juga: Wall Street Melemah, Kenaikan Yield US Treasury Membebani Pasar Saham AS

"Sebagian dari alasan mengapa saham-saham berjuang untuk membuat kemajuan adalah karena suku bunga terus meningkat dan memberikan alternatif yang baik untuk saham," kata Paul Nolte, market strategist Murphy & Sylvest Wealth Management.

Dengan harga minyak mentah AS yang menguat pada hari Selasa, Nolte juga mengutip penguatan harga minyak baru-baru ini sebagai peredam upaya The Fed untuk mendorong inflasi kembali ke 2%.

"Semua orang telah mengharapkan The Fed untuk menyingkir atau mulai menurunkan suku bunga. Itu mungkin tidak akan terjadi," katanya.

Taruhan para pedagang bahwa The Fed akan membiarkan suku bunga tidak berubah pada pertemuan kebijakan bulan September mencapai 93%.

Sementara mereka memperkirakan sekitar 54% kemungkinan jeda pada bulan November, mengacu FedWatch CME Group.

Baca Juga: US Unemployment Rate Spikes to 3.8% as Labor Market Shifts Into Lower Gear

Seiring dengan volume perdagangan yang relatif ringan sehari setelah libur Hari Buruh pada hari Senin, Sam Stovall, chief investment strategist CFRA Research, juga mencatat bahwa The Fed harus melihat data yang akan datang seperti rilis inflasi Agustus sebelum membuat keputusan suku bunga akhir bulan ini.

"Pasar tidak yakin ke arah mana ia ingin berbalik," katanya.

Di antara 11 sektor utama S&P, energi adalah peraih keuntungan terbesar, ditutup naik 0,5% setelah mencapai level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir. Arab Saudi dan Rusia sebelumnya mengumumkan perpanjangan baru untuk pengurangan pasokan sukarela mereka.

Sektor material dan industri yang sensitif secara ekonomi melemah sepanjang sesi dengan penurunan masing-masing sebesar 1,8% dan 1,7%. Sektor utilitas yang sensitif terhadap suku bunga turun 1,5% dan menjadi sektor S&P terlemah ketiga pada hari itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto