Wall Street Tergelincir, Imbas Data Permintaan Rumah Baru AS yang Lemah



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Jumat (16/8), setelah laporan permintaan perumahan baru yang lemah mengurangi setimen di tengah tanda-tanda kesehatan ekonomi AS.

Mengutip Reuters, pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 34,2 poin, atau 0,08%, ke level 40.528,86. Indeks S&P 500 turun 12,7 poin, atau 0,23%, ke 5.530,5​, sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 78,1 poin, atau 0,44%, menjadi 17.516,40.

Pembangunan rumah untuk keluarga tunggal di AS turun tajam pada Juli, karena tingginya suku bunga hipotek dan harga rumah membuat calon pembeli menunda pembelian. Ini menunjukkan bahwa pasar perumahan masih tertekan di awal kuartal ketiga.


Baca Juga: Wall Street Melesat, Penjualan Ritel Meredakan Kekhawatiran Perlambatan

Data Biro Sensus Departemen Perdagangan menunjukkan, pembangunan perumahan baru untuk keluarga tunggal yang menyumbang sebagian besar pembangunan rumah, anjlok 14,1% secara tahunan menjadi 851.000 unit pada Juli. Pembangunan rumah ini telah turun lima bulan berturut-turut.

Pembangunan perumahan keluarga tunggal turun 14,8% secara tahunan pada Juli. Pasar perumahan telah mundur menyusul kenaikan suku bunga hipotek. Investasi residensial, termasuk pembangunan rumah, mengalami kontraksi pada kuartal kedua setelah meningkat selama tiga kuartal berturut-turut. 

Sementara itu, data harga konsumen dan produsen AS pada minggu ini menunjukkan inflasi berada pada tingkat moderat yang akan menjaga Federal Reserve AS tetap pada jalurnya untuk memulai siklus pelonggaran moneternya dengan penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan depan dibandingkan dengan langkah yang lebih agresif.

“Sinyal dari kumpulan data minggu ini adalah bahwa keadaan tidak akan runtuh seperti yang mulai dikhawatirkan oleh beberapa investor,” kata Mike Reynolds, wakil presiden strategi investasi di Glenmede.

"Total data yang kami dapatkan sejauh ini (pertemuan Fed berikutnya) memberikan alasan yang sangat kuat untuk penurunan suku bunga."

Bank sentral AS kini diperkirakan akan memantau tren pasar tenaga kerja dengan lebih cermat.

Baca Juga: Wall Street Naik, Data Inflasi Juli Membuka Peluang Penurunan Suku Bunga

Pelaku pasar akan melihat risalah dari pertemuan kebijakan terakhir The Fed dan pandangan Gubernur Fed Jerome Powell mengenai perekonomian AS di simposium Jackson Hole, pertemuan tahunan para gubernur bank sentral global, minggu depan untuk mendapatkan petunjuk lebih lanjut mengenai jalur penurunan suku bunga.

Dalam sebuah wawancara dengan National Public Radio, pejabat Fed Chicago Autan Goolsbee mengatakan perekonomian AS tidak menunjukkan tanda-tanda overheating, sehingga pejabat bank sentral harus berhati-hati dalam mempertahankan kebijakan restriktif lebih lama dari yang diperlukan.

Sedangkan pejabat Fed St. Louis Alberto Musalem dan pejabat Fed Atlanta Raphael Bostic pada hari Kamis tertarik pada penurunan suku bunga pada bulan September.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi