Wall Street tergelincir karena yield obligasi Italia mengkhawatirkan



NEW YORK. Lagi-lagi, kekhawatiran terhadap kondisi krisis di Eropa menumbangkan pasar saham Amerika Serikat. Hari ini, bursa Wall Street jatuh setelah imbal hasil obligasi Italia kembali memasuki zona berbahaya.Data Bloomberg menunjukkan, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) tergerus 0,28% ke posisi 12.045 pada pukul 10.22 WIB. Sementara, indeks Standard & Poor's 500 tergelincir 0,29% ke level 1.248,19, dan Nasdaq Composite Index terkoreksi 0,26% ke 2.650,28.Sebelumnya, indeks S&P 500 dan Dow Jones futures juga diperdagangkan melemah, mengekor kejatuhan bursa saham Eropa dan mayoritas bursa Asia pada hari ini.Berlarutnya sikap investor yang menghindari risiko (risk aversion) akibat krisis utang Eropa, memicu yield obligasi Italia kembali ke zona yang membahayakan.

Sementara itu, Perdana Menteri Italia yang ditunjuk, Mario Monti berencana membentuk pemerintahan baru, supaya bisa mempercepat reformasi dan membalikkan kepercayaan pasar yang anjlok. Dia bertemu dengan para pemimpin dari dua partai terbesar di Italia untuk mendiskusikan terkait bakal banyaknya pengorbanan yang dibutuhkan untuk membalikkan kepercayaan pasar yang hilang di saat yield obligasi Italia melompat di atas 7%.

Di sisi lain, data positif datang dari AS. Penjualan ritel pada Oktober tercatat melebihi perkiraan pasar. Sementara sektor manufaktur di New York naik pada November ini, atau mengakhiri kontraksi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut.


Kepala strategi investasi dari Channel Capital Research.com Doug Roberts menyebut, meskipun sementara ini ada data yang cukup bagus, tapi tidak terlalu gemilang. "Investor akan tetap fokus pada Eropa," ujarnya di New Jersey, hari ini."Selama Bank Sentral Eropa terus tidak bersedia untuk menjadi pemberi pinjaman sebagai cara terakhir, dan benar-benar mundur, Anda akan terus melihat kekhawatiran di pasar," kata Oliver Pursche, presiden dari Gary Goldberg Financial Services, di New York.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini