Wall Street tergelincir, minyak turun dan FOMC



NEW YORK. Bursa saham Amerika Serikat (AS) tergelincir di awal perdagangan Rabu (22/2). Penurunan harga minyak telah membebani saham-saham berbasis energi saat investor menunggu rilis notulensi pertemuan FOMC demi mencari petunjuk waktu kenaikan suku bunga berikutnya.

Mengutip Reuters, pukul 09:41 waktu setempat, indeks Dow Jones Industrial Average turun 43,27 poin, atau 0,21 %, di 20.699,73, S & P 500 turun 6,28 poin, atau 0,26 %, di 2.359,1 dan Nasdaq Composite turun 14,64 poin, atau 0,25 % , di 5.851,31.

Di sisi lain, harga minyak turun 1,2 % menjadi US$ 55,99 per barel karena dollar menguat. Sektor energi S & P 500 tergelincir 0,64 % dan menjadi penghambat laju indeks yang lebih luas.


Kini, investor tengah fokus pada rilis notulensi pertemuan FOMC 31 Januari-1 Februari yang dijadwalkan pada pukul 14.00 waktu setempat. Pembuat kebijakan, termasuk Gubernur The Fed Janet Yellen, telah mengisyaratkan kemungkinan kenaikan suku bunga lebih cepat.

Menurut data Thomson Reuters, peluang kenaikan suku bunga 22% untuk Maret, 47% untuk Mei, dan 69% untuk Juni. “Pasar telah siap atas kenaikan suku bunga. Tapi satu hal yang dapat merusak jika datang tiba-tiba,” kata Andre Bakhos, direktur pelaksana Janlyn capital.

Di samping itu, persepsi investor terhadap sikap The Fed atas ketidakpastian kebijakan ekonomi di bawah Presiden Donald Trump. Asal tahu saja, janji Trump soal reformasi pajak dan deregulasi serta stimulus fiskal meningkatkan kepercayaan investor, mengirim Wall Street ke rekor tertingginya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto