Wall Street Tergelincir Seiring Lonjakan Imbal Hasil Obligasi pada Selasa (22/10)



KONTAN.CO.ID - Indeks saham Amerika Serikat (AS) turun pada Selasa (22/10) karena kenaikan imbal hasil obligasi menekan sektor yang sensitif terhadap suku bunga.

Sementara investor mengevaluasi laporan pendapatan untuk menilai kesehatan perusahaan-perusahaan Amerika.

Melansir Reuters pukul 09.50 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 153,09 poin atau 0,36% ke 42.778,51, S&P 500 kehilangan 22,04 poin atau 0,38% ke 5.831,94, dan Nasdaq Composite merosot 52,19 poin atau 0,28% ke 18.487,82.


Baca Juga: Wall Street Dibuka Turun Selasa (22/10), Terseret Kenaikan Yield US Treasury

Saham Verizon menjadi penurun terbesar pada indeks Dow Jones setelah perusahaan telekomunikasi ini melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang meleset dari perkiraan, turun sebesar 4,9%.

Penurunan ini semakin menambah tekanan, dengan saham raksasa industri 3M tergelincir 0,6%, meskipun sebelumnya sempat naik di perdagangan prapasar setelah meningkatkan proyeksi laba tahunannya.

Kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS memberikan tekanan pada pasar saham, dengan para investor menilai dampak dari pemilihan presiden yang akan datang terhadap kebijakan fiskal, sambil menunggu sinyal dari ekonomi yang kuat terkait arah kebijakan The Fed.

Imbal hasil obligasi bertenor 10 tahun naik hingga 4,222%, melanjutkan kenaikan sejak awal Oktober setelah laporan pekerjaan yang kuat membuat investor menurunkan ekspektasi pelonggaran suku bunga oleh The Fed.

Baca Juga: Bursa Jepang Selasa (22/10): Indeks Nikkei Ditutup Memerah Akibat Kekhawatiran Pemilu

Saham-saham teknologi besar yang sensitif terhadap suku bunga juga merosot, seperti Apple yang turun 1,2% dan Nvidia melemah 0,5% yang membuat sektor teknologi secara keseluruhan turun 0,3%.

Saham Consumer Discretionary tertekan oleh penurunan masing-masing 1% dan 0,6% pada Tesla dan Amazon.com.

Pasar saham telah turun dari rekor tertinggi pada hari Senin (21/10), setelah investor mengambil jeda setelah enam minggu berturut-turut indeks utama mengalami kenaikan, meskipun kenaikan saham Nvidia membantu Nasdaq sedikit naik.

Menurut J.J. Kinahan, CEO IG Group North America, "Kami mencatat rekor baru dengan rasa cemas karena ada tiga alasan utama: banyak konflik di dunia saat ini, ketidakpastian tentang langkah berikutnya dari The Fed, dan pemilihan presiden mendatang."

Beberapa minggu ke depan diperkirakan akan menjadi periode yang penuh volatilitas bagi pasar saham, karena investor akan mengamati laporan laba perusahaan, data ekonomi baru, hasil pemilihan presiden AS, serta pertemuan The Fed.

Baca Juga: Wall Street: Dow, S&P Ditutup Melemah Terseret Imbal Hasil US Treasury yang Melonjak

Saham GE Aerospace jatuh 6,3% meskipun meningkatkan proyeksi laba untuk 2024, karena kendala pasokan yang terus berlanjut memengaruhi pendapatannya. Ini mengakibatkan indeks Industri lebih luas turun 1%.

Di sisi lain, saham General Motors melonjak 7,3% setelah hasil kuartal ketiga perusahaan tersebut mengalahkan ekspektasi Wall Street.

Sementara Lockheed Martin turun 4% setelah melaporkan hasil keuangan mereka.

Perusahaan seperti Baker Hughes dan Texas Instruments dijadwalkan melaporkan hasil pendapatan mereka setelah pasar ditutup.

Perkiraan pertumbuhan laba kuartal ketiga secara tahunan untuk indeks S&P 500 diperkirakan mencapai 6,5% (tidak termasuk sektor Energi) dan 4% secara keseluruhan, menurut data dari **LSEG**.

Selanjutnya: PNM Cetak Enterpreneur Muda dari Daerah 3T Lewat Madani Entrepreneur Academy 2024

Menarik Dibaca: 7 Tanda Tubuh Overhidrasi Akibat Terlalu Banyak Minum Air Putih, Jangan Disepelekan!

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto