KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street tertekan di awal pekan. Senin (13/6) pukul 21.12 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 2,22% ke 30.692. Indeks S&P 500 melorot 2,58% ke 3.800. Sedangkan Nasdaq Composite terjun 3,51%. Harga saham Apple Inc, Alphabet Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com Inc turun antara 2,5% dan 4,1% dalam perdagangan premarket. Inflasi yang lebih panas dari perkiraan pada hari Jumat mendorong para pedagang untuk memperkirakan kenaikan suku bunga sebesar 175 basis poin (bps) pada bulan September, dengan banyak yang mengharapkan kenaikan suku bunga 75 bps yang lebih besar dari perkiraan pada 15 Juni.
Baca Juga: IHSG Melorot 1,29% Hari Ini, simak Prediksi untuk Selasa (14/6) Kurva imbal hasil Treasury terbalik di tengah kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga Federal Reserve yang besar akan mengarahkan ekonomi ke dalam resesi. Ini adalah kondisi
inverted yield curve US Treasury 10-tahun dua tahun pertama sejak April. Kurva terbalik menunjukkan bahwa
yield tenor pendek lebih tinggi ketimbang tenor panjang. Jika penurunan saat ini bertahan, S&P 500 akan dibuka lebih dari 20% di bawah rekor penutupan tertinggi 3 Januari. Ini menempatkan indeks di jalur untuk mengkonfirmasi pasar
bearish untuk kedua kalinya sejak penurunan akibat pandemi di Wall Street pada 2020. "Meskipun saham teknologi lebih sensitif terhadap imbal hasil jangka panjang, risiko resesi yang meningkat membebani saham yang dinilai terlalu tinggi," kata Raffi Boyadjian, analis investasi utama di pialang XM kepada
Reuters. Dia menambahkan bahwa pembalikan sebagian dari kurva imbal hasil AS hanya membuat ancaman resesi lebih nyata.
Baca Juga: Data Inflasi AS Bikin Bursa Asia Rontok pada Senin (13/6) Indeks Volatilitas CBOE, juga dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, melonjak menjadi 32,54 poin, level tertinggi sejak 19 Mei.
Keputusan suku bunga Fed akan jatuh pada 14-15 Juni. Pasar akan mencermati kecepatan dan skala kenaikan suku bunga yang diyakini para pembuat kebijakan akan diperlukan untuk meredam inflasi yang panas. Proyeksi terbaru bank sentral hingga 2024 dan seterusnya untuk pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan inflasi juga akan mendapat sorotan. Pekan lalu, saham AS membukukan persentase penurunan mingguan terbesar sejak Januari di tengah kekhawatiran atas kenaikan harga konsumen AS yang lebih curam dari perkiraan, kenaikan suku bunga, dan kemungkinan resesi. Cryptocurrency dan saham terkait blockchain termasuk Riot Blockchain, Marathon Digital Holdings dan Coinbase Global turun lebih dari 15% karena bitcoin, merosot hampir 20% di tengah aksi jual yang lebih luas. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati