Wall Street Tertekan Pada Selasa (21/2) Setelah Libur Panjang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di awal perdagangan hari ini setelah kemarin libur President's day. Selasa (21/2) pukul 21.36 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,84% ke 33.542. Indeks S&P 500 melemah 0,86% ke 4.044. Sedangkan Nasdaq Composite merosot 1,08% ke 11.660.

Walmart dan Home Depot memberikan pukulan ganda setelah akhir pekan panjang Wall Street. Harga saham Walmart, pengecer terbesar di dunia, turun 3,7% dalam perdagangan premarket karena memperkirakan pendapatan setahun penuh di bawah perkiraan. Walmart mengatakan konsumen cenderung terus berbelanja barang-barang dengan harga lebih rendah yang dapat menekan margin.

"Walmart adalah emiten yang awal merilis kinerja sehingga menunjukkan perilaku konsumen dan faktanya adalah bahwa mereka membayangkan bahwa konsumen mungkin sampai pada titik mengurangi konsumsi," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth kepada Reuters.


Baca Juga: Saham Teknologi Sedang Rawan Profit Taking, Ini Saran Untuk Investor

Harga saham Home Depot turun 4% karena peritel perbaikan rumah ini memperkirakan laba tahunan di bawah perkiraan. Biaya rantai pasokan yang lebih tinggi dan permintaan yang lemah menjadi penekan kinerja Home Depot.

Saingan yang lebih kecil, Lowe's Cos Inc, yang diperkirakan akan membukukan hasil minggu depan, turun 2,9%.

Wall Street menguat sejak awal tahun setelah tahun lalu mencatat return terburuk dalam lebih dari satu dekade. Investor berharap siklus kenaikan suku bunga bank sentral mendekati akhir di tengah tahun ini.

Baca Juga: IHSG Diproyeksi Masih Rentan Terkoreksi Pada Rabu (22/2)

Namun, data ekonomi baru-baru ini menunjukkan ekonomi yang tangguh dengan inflasi jauh dari target Fed 2%. Inflasi yang masih tinggi meningkatkan taruhan untuk dua atau tiga kenaikan bunga masing-masing 25 basis poin lagi di tengah berkurangnya harapan penurunan suku bunga pada akhir tahun.

Pelaku pasar uang melihat level suku bunga acuan memuncak ke 5,3% di bulan Juli. Suku bunga AS diperkirakan bertahan di dekat level tersebut sepanjang tahun.

Imbal hasil US Treasury 10-tahun naik lebih tinggi. Kenaikan yield surat utang negara AS ini pada gilirannya menekan saham-saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga.

Baca Juga: Investor Perlu Cermat Menjaring Cuan Saat Buyback Saham Jumbo Sedang Marak

Saham-saham pertumbuhan seperti Apple Inc, Amazon.com Inc, Microsoft Corp dan Google-parent Alphabet Inc turun antara 1% dan 1,5%.

Para trader menilai, obligasi pemerintah menjadi alternatif yang aman untuk investasi daripada aset berisiko seperti perusahaan megacap.

Titik terangnya, harga saham Meta Platforms Inc menguat 1,4%. Induk Facebook ini mengatakan sedang menguji layanan berlangganan bulanan yang disebut Meta Verified. Layanan baru ini yang akan memungkinkan pengguna memverifikasi akun mereka menggunakan ID pemerintah dan mendapatkan lencana biru.

Para trader saham hari ini menunggu data aktivitas bisnis untuk bulan Februari yang dirilis pukul 9:45 ET. Indeks Output Komposit AS S&P Global Flash diperkirakan akan naik menjadi 47,5 sesuai jajak pendapat Reuters dari 46,8 pada bulan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati