Wall Street Tumbang di Awal Pekan, Lockdown China Menjadi Perhatian Pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di awal pekan. Penurunan pasar saham Amerika Serikat (AS) menandai putaran baru aksi jual Wall Street karena kekhawatiran wabah Covid-19 di China yang menambah gundah investor di tengah potensi kenaikan suku bunga AS yang agresif.

Senin (25/4) pukul 21.10 WIB, Dow Jones Industrial Average merosot 1% ke 33.471. Indeks S&P 500 melorot 1,02% ke 4.227. Sedangkan Nasdaq Composite turun 0,39% ke 12.791.

Pasar saham China menandai kemerosotan terbesar sejak penjualan yang dipimpin pandemi pada Februari 2020. Pasar saham Eropa jatuh ke level terendah dalam lebih dari sebulan di tengah kekhawatiran pembatasan ketat di China.


Baca Juga: IHSG Melorot 0,15% Hari Ini, Profit Taking Mewarnai Pasar Saham

"Penguncian China semakin buruk. Ini memperlambat pertumbuhan ekonomi secara umum dan juga menciptakan masalah rantai pasokan yang akan terus membuat inflasi buruk dan menurunkan pertumbuhan pendapatan di AS," kata Christopher Grisanti, kepala strategi ekuitas di MAI Capital Management di New York kepada Reuters.

Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, mencapai level tertinggi sejak pertengahan Maret di 29,76. Investor juga gelisah pada awal minggu yang akan melihat perusahaan megacap seperti induk Google Alphabet Inc, Microsoft Corp, Amazon.com Inc dan Apple Inc mempublikasikan kinerja kuartalan. Harga saham emiten kelas kakap ini turun antara 0,6% dan 1,2%.

Hasil mengecewakan dari Netflix yang merupakan saham top gainers pada periode pandemi memukul saham dengan pertumbuhan tinggi minggu lalu. Penurunan ini menambah berat Nasdaq yang sudah tergerus 17,9% sejak awal tahun. Sementara itu, benchmark S&P 500 turun 10,4% sepanjang tahun ini.

Baca Juga: IHSG Melemah 0,13%, Net Buy Asing Mencapai Rp 3,49 Triliun pada Senin (25/4)

Para trader memperkirakan langkah besar Federal Reserve tahun ini untuk mengendalikan inflasi setelah serangkaian pernyataan hawkish dari pembuat kebijakan. Gubernur The Fed Jerome Powell pekan lalu memberikan sinyal kenaikan suku bunga 50 bps pada Mei dan mengisyaratkan dia akan terbuka untuk mengakhiri kebijakan moneter super longgar.

Harga saham Coca-Cola Co naik 1,7% setelah melaporkan pendapatan dan laba kuartalan yang lebih tinggi ketimbang ekspektasi. Sedangkan harga saham Twitter Inc melonjak 4,7% setelah sumber mengatakan kepada Reuters bahwa pihaknya akan menerima tawaran terbaik dan terakhir dari pemilik Tesla Inc Elon Musk sebesar US$ 54,20 per saham secara tunai. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati