Wall Street tumbang karena khawatirkan ancaman Trump ke Suriah dan tingkat suku bunga



KONTAN.CO.ID - NEW YORK, AS. Harga saham-saham Wall Street jatuh pada hari Rabu (11 April 2018), semalam waktu AS, karena kemungkinan serangan militer AS terhadap Suriah memicu kekhawatiran investor tentang risiko geopolitik terhadap ekonomi Amerika.

Beberapa poin risalan (minutes) FOMC juga memicu kekhawatiran tentang pandangan yang lebih hawkish perihal tingkat kenaikan suku bunga dollar As.

Pada hari Rabu, Presiden AS Donald Trump memperingatkan Rusia bahwa AS akan segera melakukan aksi militer di Suriah, dengan menyatakan rudal "akan datang."


Ketegangan yang meningkat mendorong harga minyak melonjak, harga saham-saham energi di Wall Street naik 1%. Namun demikian sentimen risiko yang membebani imbal hasil surat utang AS telah mendorong saham-saham keuangan turun sejauh 1,3%.

"Ada kegelisahan umum tentang apa yang mungkin terjadi soal serangan tersebut dan potensi eskalasi ketegangan dengan Rusia," kata Anwiti Bahuguna, manajer portofolio senior di Columbia Threadneedle Investments di Boston.

Indeks utama Wall Street naik tipis setelah beberapa risalah dari sidang FOMC 20-21 Maret 2018 lalu menunjukkan kekhawatiran di antara beberapa anggotanya bahwa kenaikan inflasi mungkin memerlukan laju kenaikan suku bunga lebih cepat daripada yang diantisipasi.

Anggota Federal Reserve dengan suara bulat menaikkan biaya pinjaman sebesar seperempat persen poin dan menyatakan keyakinan bahwa ekonomi akan menguat dan inflasi akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang.

"Risalah itu sedikit negatif," kata John Carey, manajer portofolio di Amundi Pioneer Asset Management di Boston. "Orang-orang telah berspekulasi bahwa karena semua gejolak di pasar dan ketidakpastian geopolitik The Fed mungkin mempertimbangkan jeda atau memperlambat kenaikan suku bunga."

Dow Jones Industrial Average turun 218,55 poin, atau 0,9%, menjadi 24.189,45, S & P 500 kehilangan 14,68 poin, atau 0,55%, ke 2,642.19 dan Nasdaq Composite turun 25,28 poin, atau 0,36%, menjadi 7.069,03.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hasbi Maulana