Wall Street Tumbang, Nasdaq Anjlok 5,16% Setelah Rilis Angka Inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street anjlok di perdagangan Selasa (13/9) dan menghentikan kenaikan empat hari beruntun. Indeks utama pun mencatat persentase penurunan harian terbesar sejak Juni 2020 selama pergolakan pandemi Covid-19.

Selasa (13/9), Dow Jones Industrial Average merosot 3,94% atau 1.276,37 poin ke 31.104,97. Indeks S&P 500 anjlok 4,32% atau 177.72 poin ke 3.932,69. Sedangkan Nasdaq Composite terjun 5,16% atau 632,84 poin ke 11.633,57.

Aksi jual luas mengirim saham AS terguncang pada hari Selasa. Laporan inflasi yang lebih panas daripada perkiraan menghancurkan harapan bahwa Federal Reserve dapat mengurangi pengetatan kebijakannya dalam beberapa bulan mendatang.


Baca Juga: Ditopang Data Inflasi AS, Laju IHSG Semakin Bernas

Seluruh 11 sektor utama S&P 500 mengakhiri sesi jauh di wilayah merah. Saham-saham teknologi yang sensitif terhadap suku bunga dan pemimpin pasar yang berdekatan dengan teknologi tumbang. Penurunan dipimpin oleh Apple Inc, Microsoft Corp dan Amazon.com Inc.

"(Penjualan) bukanlah kejutan mengingat reli mendekati data," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Asset Management di Chicago kepada Reuters.

Indeks harga konsumen (CPI) Departemen Tenaga Kerja AS berada di atas konsensus. Inflasi inti yang mengecualikan harga makanan dan energi yang bergejolak, meningkat lebih dari yang diharapkan, naik menjadi 6,3% pada bulan Agustus dari 5,9% di bulan Juli. Inflasi AS bulan Agustus mencapai 8,3% secara tahunan dan naik 0,1% secara bulanan.

"Inflasi sangat persisten dan itu berarti The Fed akan tetap terlibat dan menaikkan suku bunga," tambah Nolte.

Baca Juga: IHSG Nyaris Sentuh All Time High, Simak Sentimen Pasar ke Depan

Pasar keuangan telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga setidaknya 75 basis points (bps) pada akhir pertemuan kebijakan FOMC minggu depan. Ada probabilitas 32% dari kenaikan lebih besar, yakni persentase poin penuh (100 bps) ke tingkat target dana Fed, menurut FedWatch CME.

"The Fed telah meningkatkan (suku bunga) tiga poin persentase penuh dalam enam bulan terakhir. Kita berada di ambang pintu resesi" kata Nolte. 

Kekhawatiran tetap ada bahwa periode pengetatan kebijakan yang berkepanjangan dari The Fed dapat mengarahkan ekonomi ke ambang resesi. Pembalikan imbal hasil pada US Treasury 2 tahun dan 10-tahun yang dianggap sebagai sinyal resesi yang akan datang, semakin melebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati