Wall Street turun akibat potensi kenaikan harga bahan bakar, saham energi menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street ditutup turun pada perdagangan awal pekan. Senin (16/9), Dow Jones Industrial Average turun 0,52% ke 27.076,82.

Indeks S&P 500 melemah 0,31% ke 2.997,96. Sedangkan Nasdaq Composite melemah 0,28% ke 8.153,54.

Meski bursa saham melemah, saham-saham sektor energi menguat pada perdagangan kemarin. Penguatan saham-saham ini terjadi setelah lonjakan harga minyak akibat serangan pada fasilitas minyak Arab Saudi di akhir pekan lalu.

S&P 500 energy index melonjak 3,3%. Ini adalah kenaikan harian tertinggi sejak Januari lalu. Sejumlah saham penghuni indeks ini bahkan naik hingga 17%.

"Investor Amerika Serikat (AS) menunggu apa yang akan dilakukan AS dan sekutunya," kata Jake Dollarhide, chief executive officer Longbow Asset Management kepada Reuters.

Di sisi lain, antisipasi kenaikan harga bahan bakar menyebabkan saham sejumlah maskapai dan operator kapal turun. Sektor ritel yang berpotensi tertekan akibat kenaikan bahan bakar pun melemah pada perdagangan kemarin.

"Serangan drone Saudi berdampak pada pandangan investor terhadap keamanan dan stabilitas rantai pasok energi global. Investor pun menilai kembali tingkat risiko," kata Peter Kenny, pendiri Kenny's Commentary LLC dan Strategic Board Solutions LLC kepada Reuters.

Pada perdagangan kemarin, saham General Motors Co turun 4,2% setelah serikat pekerja otomotif menggelar mogok kerja pada hari Minggu. Ini adalah mogok pertama secara nasional pada General Motors dalam 12 tahun terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati