KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street berakhir lebih lemah pada hari Jumat setelah reli awal gagal. Investor mencerna data inflasi yang sejalan dan mempertimbangkan ketidakpastian politik setelah debat presiden Amerika Serikat (AS). Jumat (28/6), Dow Jones Industrial Average turun 45,12 poin atau 0,12% menjadi 39.122,94. Indeks S&P 500 kehilangan 22,57 poin atau 0,41% menjadi 5,460.30. Nasdaq Composite turun 126,08 poin atau 0,71% menjadi 17,732.60. “Saya rasa angka inflasi tidak banyak berubah karena Federal Reserve cukup serius dalam mencapai target 2% dan tetap disiplin,” kata Ann Miletti, kepala ekuitas aktif Allspring kepada
Reuters.
Data menunjukkan inflasi bulanan AS tidak berubah pada bulan Mei. Data ini menjadi sebuah perkembangan yang menggembirakan setelah kenaikan harga yang kuat pada awal tahun ini menimbulkan keraguan atas efektivitas kebijakan moneter Federal Reserve.
Baca Juga: IHSG Sepekan Ini Menguat 2,67% Laporan Departemen Perdagangan juga menunjukkan belanja konsumen meningkat sedikit pada bulan lalu. Peningkatan ini memicu optimisme bahwa bank sentral AS dapat merancang
soft landing yang sangat diinginkan bagi perekonomian. Taruhan terhadap penurunan suku bunga pada bulan September naik menjadi 66% setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi dirilis, menurut data LSEG FedWatch. Para pedagang tetap mempertahankan taruhannya pada dua pemotongan suku bunga meskipun proyeksi The Fed hanya satu kali pada tahun ini. Ekspektasi ini menunjukkan harapan inflasi akan terus melambat. Debat pertama pada hari Kamis antara Presiden AS Joe Biden dan saingannya dari Partai Republik Donald Trump juga membebani saham, kata Thomas Martin, manajer portofolio senior di Globalt Investments. Dia menyebutkan bahwa kinerja petahana goyah. “Masyarakat mencoba memikirkan apa yang akan terjadi dengan pemilu presiden. Jadi, bukannya ketidakpastian berkurang setelah debat, malah meningkat,” ujarnya. Imbal hasil Treasury membalikkan penurunan awal menjadi berakhir lebih tinggi, menambah tekanan pada beberapa saham megacap. Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengakui penurunan inflasi dan mencatat ini adalah kabar baik bahwa kebijakan tersebut berhasil. Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral akan mengambil jalannya sendiri karena sasaran inflasi belum tercapai.
Baca Juga: Rupiah Menguat Terhadap Dolar AS di Pekan Terakhir Juni 2024 Indeks S&P 500 energi dan real estat menjadi yang berkinerja terbaik, naik 0,42% dan 0,62%. Sementara utilitas dan jasa komunikasi masing-masing turun 1,08% dan 1,63%. Nike mengalami penurunan satu hari tertajam dalam lebih dari dua dekade setelah perkiraan yang suram. Harga saham Nike merosot 19,98% setelah memperkirakan penurunan mengejutkan dalam pendapatan fiskal tahun 2025, membebani sektor kebijakan konsumen yang lebih luas.
Volume melonjak menjelang bel penutupan ketika FTSE Russell menyelesaikan rekonstitusi indeksnya. Itu adalah volume harian terbesar kedua tahun ini. Indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat kenaikan kuartalan masing-masing sebesar 3,9% dan 8,3%. Dow Jones turun 1,7%, menyoroti perbedaan antara indeks yang lebih banyak bergerak di bidang teknologi dan indeks pasar lainnya. Di antara saham individu, harga saham pembuat peralatan jaringan optik Infinera melonjak 15,78% setelah Nokia mengatakan akan mengakuisisi perusahaan tersebut dalam kesepakatan senilai US$ 2,3 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati