KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street bergerak mixed pada awal pekan ini. Bahkan, Nasdaq berpotensi mencatat penurunan bulanan pertama pada Maret ini dalam lima bulan terakhir.

Senin (29/3), Dow Jones Industrial Average naik 98,49 poin atau 0,3% menjadi 33.171,37. Indeks S&P 500 turun 3,45 poin atau 0,09% menjadi 3.971,09. Nasdaq Composite turun 79,08 poin atau 0,6% menjadi 13.059,65.

Dow Jones menguat ditopang kenaikan harga saham Boeing Co sebesar 2,3%. Produsen pesawat ini mencapai kesepakatan dengan maskapai penerbangan murah AS Southwest Airlines Co untuk varian pesawat 737 MAX.

S&P 500 berakhir sedikit di zona merah pada hari Senin, dengan penurunan pada saham bank. Saham sektor finansial turun setelah adanya peringatan potensi kerugian dari default perusahaan hedge fund pada margin call. Tapi, optimisme atas ekonomi membatasi penurunan sektor tersebut.

Baca Juga: Larangan mudik dinilai menghambat laju penguatan IHSG

Nomura dan Credit Suisse menghadapi kerugian miliaran dolar setelah hedge fund AS Archegos Capital, gagal memenuhi dalam margin call. Hal ini menyebabkan membuat investor gelisah tentang siapa lagi yang mungkin terkena call.

Saham bank-bank besar AS dan bahkan bank regional jatuh akibat berita hedge fund tersebut. Indeks saham KBW Nasdaq Bank berakhir 2,3% lebih rendah setelah jatuh hampir 3,5% selama sesi. "Masih ada obrolan mengenai apakah atau tidak, dan bank Amerika mana yang mungkin terpengaruh. Itu adalah pertanyaan yang mengintai. Tapi sejauh ini pasar telah menerima (berita) dengan tenang pada dasarnya," kata Quincy Krosby, kepala strategi pasar di Prudential Financial di Newark, New Jersey.

Optimisme tentang vaksinasi cepat dan rekor stimulus mendorong Dow Jones dan S&P 500 ke rekor penutupan tertinggi pekan lalu. Krosby mengatakan bahwa investor kemungkinan juga tengah menyesuaikan portofolio untuk window dressing di akhir kuartal.

Saham Discovery Inc, ViacomCBS, saham Baidu dan VIPShop yang terdaftar di AS, semuanya jauh. Saham-saham tersebut terkait dengan Archegos.

Baca Juga: Yield dividen tahun ini diproyeksikan lebih rendah, simak rekomendasi analis berikut

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati