KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (27/7) setelah berita bahwa Bank of Japan akan mengizinkan kenaikan suku bunga jangka panjangnya, dan membuat imbal hasil AS naik tinggi. Mengutip Reuters, indeks Dow Jones Industrial Average turun 237,4 poin atau 0,67% ke level 35.282,72, S&P 500 turun 29,29 poin atau 0,64% ke level 4.537,46 dan Nasdaq Composite turun 77,18 poin atau 0,55% ke level 14.050,11. Saham Meta naik 4,40% setelah melaporkan lonjakan pendapatan iklan di kuartal kedua.
Baca Juga: Wall Street Naik Didorong Saham Meta (27/7), Dow Menuju Rekor Kenaikan Beruntun ke-14 Saham Microsoft turun 2,09% karena menyusun rencana pengeluaran yang agresif untuk memenuhi permintaan layanan bertenaga kecerdasan buatan (AI) baru. Surat kabar Nikkei melaporkan bank sentral Jepang akan mempertahankan batas 0,5% untuk imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun, tetapi membahas kemungkinan kenaikan suku bunga jangka panjang di atas level tersebut pada tingkat tertentu. Reuters mengonfirmasi bahwa bank sentral mungkin melakukan perubahan kecil untuk memperpanjang umur kebijakan pengendalian imbal hasil. Michael Green, kepala strategi investasi di Simplify Asset Management, mengatakan laporan rencana Bank of Japan adalah pendorong terbesar di balik kinerja Wall Street pada hari Kamis. Suku bunga yang lebih tinggi di Jepang mendorong imbal hasil 10 tahun AS lebih dari 4% dan mengurangi daya tarik saham. Pada Rabu, Federal Reserve AS menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, sesuai ekspektasi pasar. Kini, para pedagang melihat peluang bahwa Fed dapat mengejutkan dengan kenaikan 25 bps di bulan September hanya sekitar 20%. Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pada hari Rabu bahwa pejabat Fed tidak lagi memperkirakan resesi AS, tetapi tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga lainnya. Menurutnya, The Fed akan mengikuti data ekonomi di masa depan dalam menentukan arah suku bunga.
Baca Juga: Wall Street Dibuka Naik Terangkat Saham Meta dan Harapan Soft Landing, Kamis (27/7) Pada hari Kamis, laporan Departemen Perdagangan menunjukkan ekonomi AS tumbuh lebih cepat dari yang diperkirakan pada kuartal terakhir, dengan pembacaan produk domestik bruto lanjutan sebesar 2,4%, di atas perkiraan ekonom yang disurvei Reuters, yang sebesar 1,8%. Kim Rupert, direktur pelaksana fixed income global di Action Economics di San Francisco, mengatakan data ekonomi yang kuat pada hari sebelumnya juga membuat pasar menilai kembali posisinya setelah Federal Reserve sedikit meningkatkan prospek pertumbuhannya pada hari Rabu. "Pasar sedang melihat peningkatan potensi kenaikan suku bunga Fed lainnya yang sebagian besar telah diantisipasi. Sekarang harganya kembali masuk," kata Rupert, yang memperkirakan ada kenaikan suku bunga Fed pada bulan September. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi