Wall Street turun, investor merealisasikan keuntungan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di awal pekan ini. Investor merealisasikan keuntungan setelah adanya vaksin dan stimulus yang mengangkat indeks saham ke rekor tertinggi.

Senin (11/1) pukul 21.57 WIB, Nasdaq Composite merosot 1,04% ke 13.064. Indeks S&P 500 turun 0,72% ke 3.797. Sedangkan Dow Jones Industrial Average melemah 0,40% ke 30.973.

Investor memperkirakan aktivitas bisnis akan rebound pada tahun 2021. Harapan ini dipicu oleh peluncuran vaksin Covid-19, bantuan cek yang lebih besar dan pengeluaran infrastruktur di bawah Presiden terpilih Joe Biden. Alhasil, Wall Street mencapai level tertinggi baru-baru ini, dengan fokus bergeser ke saham terkait ekonomi dari teknologi kelas kakap.


"Setelah berlari sangat cepat, orang-orang mulai sedikit gugup dan mengambil untung," kata Robert Pavlik, manajer portofolio senior di Dakota Wealth di Fairfield, Connecticut kepada Reuters.

Baca Juga: Musim dividen tahun ini diperkirakan kurang menarik

Infeksi global melampaui 90 juta dan beberapa ahli kesehatan mengatakan peluncuran vaksin di banyak negara tidak akan memberikan kekebalan dari pandemi tahun ini. Pasalnya, akses vaksin masih terbatas untuk negara-negara miskin, masalah kepercayaan masyarakat, dan potensi mutasi virus.

"Pasar tidak terlalu khawatir karena cepat atau lambat (pandemi) akan diberantas," tambah Pavlik.

Setelah data resmi menunjukkan perlambatan signifikan dalam pemulihan pasar tenaga kerja pada hari Jumat, investor akan fokus pada indikator inflasi, penjualan ritel, dan sentimen konsumen minggu ini untuk mengukur sejauh mana kerusakan ekonomi.

Kinerja kuartal keempat dari JP Morgan, Citi, dan Wells Fargo pada hari Jumat akan memulai musim pendapatan. Kinerja emiten ini akan menawarkan lebih banyak petunjuk tentang potensi rebound pada pendapatan 2021.

Baca Juga: Begini strategi investor kawakan di tengah masa pemulihan 2021

Pada Jumat pula, Partai Demokrat di DPR AS merencanakan pemungutan suara untuk mendesak Wakil Presiden Mike Pence agar mengambil langkah-langkah untuk mencopot Presiden Donald Trump dari jabatannya. Langkah ini menyusul para pendukung Trump yang menyerbu Capitol.

"Jika mereka meminta amandemen ke-25 dan Pence mendorong Trump keluar, maka itu masalah," tambah Pavlik.

"Ini akan menjadi pertama kalinya mereka menyingkirkan presiden yang sedang duduk dan itu menciptakan ketidakpastian dan volatilitas di pasar karena orang-orang khawatir tentang apa artinya bagi negara karena negara masih sangat terpecah," imbuh Pavlik.

Baca Juga: Indeks keyakinan konsumen dan vaksin mengangkat IHSG melanjutkan penguatan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati