Wall Street Turun Jelang Acara Jackson Hole, Fokus pada Petunjuk dari The Fed



KONTAN.CO.ID - Indeks utama Wall Street turun dalam perdagangan yang bergejolak pada hari Selasa (20/8).

Menjelang simposium di Jackson Hole akhir pekan ini dan risalah dari pertemuan The Fed bulan lalu yang dapat memberikan petunjuk tentang kemungkinan pemotongan suku bunga pada bulan September.

Melansir Reuters, pukul 11:34 waktu setempat, Dow Jones Industrial Average turun 127,71 poin, atau 0,31%, menjadi 40.768,82, S&P 500 turun 14,46 poin atau 0,25% menjadi 5.594,04, dan Nasdaq Composite turun 69,11 poin atau 0,39%, menjadi 17.807,67.


Tujuh dari 11 sektor utama S&P mengalami penurunan, dengan sektor energi terkena dampak terburuk, turun 2,4%. Saham-saham chip juga mengalami tekanan dengan indeks Philadelphia Semiconductor turun 1,1%.

Baca Juga: Wall Street Melemah, S&P Turun Setelah Penguatan 8 Hari Beruntun

Pedagang menantikan setiap petunjuk dari Powell tentang pemotongan suku bunga pada pertemuan The Fed mendatang di bulan September. Ketika ia menyampaikan pidatonya di simposium ekonomi tahunan di Jackson Hole pada hari Jumat (23/8).

"Kami mengharapkan Powell untuk menetapkan panggung untuk pemotongan bulan depan sambil menekankan sifat kebijakan moneter The Fed yang bergantung pada data dan menolak komitmen awal untuk jalur pelonggaran yang agresif," tulis Win Thin, direktur pelaksana, kepala strategi pasar global di Brown Brothers Harriman, dalam sebuah catatan.

Gubernur The Fed Bank of Atlanta Raphael Bostic dan Wakil Ketua The Fed untuk Pengawasan Michael Barr akan berbicara kemudian pada hari Selasa. Sementara risalah dari pertemuan kebijakan terakhir The Fed akan dirilis pada hari Rabu (21/8).

Peluang The Fed untuk memotong suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada bulan September mencapai 73,5%, dibandingkan dengan hampir 50-50 antara pemotongan 50 dan 25 bps yang terlihat seminggu lalu, menurut CME FedWatch Tool.

Pada hari Senin (19/8), S&P 500 dan Nasdaq memperpanjang kenaikannya menjadi delapan sesi berturut-turut, rekor kemenangan terpanjang mereka sejauh ini tahun ini.

Baca Juga: Bursa Australia Ditutup Naik Tipis Selasa (20/8), Disokong Sektor Pertambangan dan IT

Setelah serangkaian data terbaru meningkatkan optimisme tentang kesehatan ekonomi dan meningkatkan ekspektasi pemotongan suku bunga saat The Fed bertemu di bulan September.

S&P 500 diperkirakan akan diperdagangkan mendekati level rekor saat ini pada akhir tahun, menurut jajak pendapat Reuters.

Saham Eli Lilly naik 2,8% setelah obat penurunan berat badannya mengurangi risiko pengembangan diabetes tipe 2 sebesar 94% pada orang dewasa pradiabetes yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas setelah tiga tahun suntikan mingguan.

Saham Palo Alto Networks naik 8,5% setelah perusahaan memproyeksikan pendapatan dan keuntungan fiskal 2025 di atas perkiraan.

Baca Juga: Nikkei Bangkit Karena Kenaikan Saham Teknologi, Yen Melemah

Saham Boeing turun 5% setelah produsen pesawat tersebut menghentikan uji coba penerbangan model 777-9 miliknya karena menunggu sertifikasi setelah komponen antara mesin dan struktur pesawat gagal berfungsi selama pemeriksaan pemeliharaan.

Saham Lowe's turun hampir 1% setelah perusahaan tersebut memangkas perkiraan keuntungan dan penjualan tahunan, sejalan dengan kekhawatiran pesaing yang lebih besar, Home Depot, akan rendahnya peluang pemulihan permintaan perbaikan rumah tahun ini.

Pada perdagangan hari Selasa ini, jumlah saham yang menurun melebihi saham yang naik dengan rasio 1,96 banding 1 di NYSE, dan dengan rasio 2,2 banding 1 di Nasdaq.

S&P 500 mencatat 36 rekor tertinggi 52-minggu baru dan tidak ada rekor terendah baru. Sementara Nasdaq Composite mencatat 59 rekor tertinggi baru dan 48 rekor terendah baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto