Wall Street turun jelang akhir pekan, tiga indeks utama masih melonjak dalam sepekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah pada perdagangan hari terakhir pekan ini setelah naik empat hari berturut-turut sejak awal pekan. Tiga indeks utama pasar saham Amerika Serikat (AS) dibuka pada zona merah.

Pada Jumat (6/11) pukul 21.48 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,48% ke 28.249. Indeks S&P 500 melemah 0,29% ke 3.500. Sedangkan Nasdaq Composite melorot 1% ke 11.772.

"Ini bukan karena pasar mengharapkan sesuatu yang dramatis akan terjadi, tetapi hanya mengurangi risiko setelah kinerja yang kuat," kata Ingo Schachel, kepala riset saham di Commerzbank kepada Reuters.


S&P 500 menuju kenaikan mingguan tertinggi sejak April. Sementara Nasdaq yang padat teknologi telah melonjak 6,5% sejak pemilihan 3 November karena prospek kebuntuan kebijakan di Washington mengurangi kekhawatiran aturan yang lebih ketat pada korporasi.

Baca Juga: Saham-saham ini justru banyak diobral asing saat IHSG menguat Jumat (6/11)

Meski hari ini turun, Dow Jones tercatat naik 6,58% dalam sepekan. Indeks S&P juga masih terangkat 6,80% dalam lima hari perdagangan. Sedangkan Nasdaq mencetak kenaikan 7,91% dalam perdagangan sepekan.

Joe Biden dari Partai Demokrat unggul tipis atas Presiden Donald Trump di negara bagian Georgia yang menjadi medan pertempuran untuk pertama kalinya. Tapi investor memperkirakan Partai Republik tetap mengendalikan Senat.

Matt Sherwood, kepala strategi investasi di Perpetual mengatakan pasar telah memperhitungkan kemenangan Biden dan potensi Kongres yang terpecah. "Kita bisa mendapatkan semua hal baik tentang kepresidenan Biden, seperti kepemimpinan yang stabil dan kebijakan luar negeri, tanpa ada hal buruk dari sayap kiri, seperti perpajakan," kata dia.

Baca Juga: Net buy investor asing mencapai Rp 1,2 triliun sepekan, ini penyebabnya

Saham-saham raksasa teknologi termasuk Apple Inc, Amazon.com Inc, Facebook Inc dan Alphabet Inc turun sekitar 1% dalam perdagangan pra-pasar setelah membukukan keuntungan yang kuat minggu ini.

Sementara pelaku pasar masih sangat mengharapkan paket stimulus fiskal setelah pemilu. Paket stimulus ini kemungkinan akan lebih kecil daripada usulan sebelumnya. Para analis menilai, ini bisa menekan Federal Reserve untuk melonggarkan kebijakan moneter lebih lanjut.

Bank sentral pada hari Kamis mempertahankan kebijakan moneter yang longgar dan kembali berjanji untuk melakukan apa pun untuk menopang ekonomi yang lumpuh akibat pandemi COVID-19.

Baca Juga: Biden unggul dalam pilpres AS, kurs rupiah menguat signifikan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati