KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street turun di awal perdagangan hari ini. Rabu (13/7), tiga indeks utama Wall Street melemah. Wall Street turun setelah data inflasi Amerika Serikat (AS) lebih tinggi ketimbang prediksi. Pukul 21.13 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 1,08% ke 30.653. Indeks S&P 500 melemah 0,88% ke 3.784. Nasdaq Composite turun 0,88% ke 11.166. Data inflasi yang lebih panas dari perkiraan memicu spekulasi bahwa Federal Reserve AS akan menaikkan suku bunga secara agresif untuk menjinakkan harga yang melonjak.
Baca Juga: Investor Menanti Data Inflasi AS, Bursa Asia Naik Tipis pada Rabu (13/7) Laporan Departemen Tenaga Kerja menunjukkan Indeks Harga Konsumen (IHK), yang melacak harga yang dibelanjakan konsumen perkotaan untuk sekeranjang barang, naik 1,3% secara bulanan dan 9,1% secara tahunan pada bulan Juni. Ekonom yang disurvei oleh
Reuters memperkirakan CPI bulanan meningkat sebesar 1,1% dan angka tahunan sebesar 8,8%. CPI inti yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak, naik lebih dari perkiraan 5,9% secara tahunan. "Inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan hanya akan berarti bahwa Fed harus terus menaikkan suku bunga," kata Dave Grecsek, direktur pelaksana strategi investasi dan penelitian di Aspiriant kepada
Reuters. Dia menambahkan, The Fed sudah cukup jelas menyampaikan ekspektasi bahwa mereka akan menaikkan suku bunga dengan cepat di jangka pendek.
Baca Juga: IHSG Hari Ini Melorot 1,15%, Simak Proyeksi untuk Perdagangan Besok Kamis (14/7) "Jika kita melihat beberapa bulan lagi inflasi lebih besar daripada yang diharapkan, yang mungkin mengubah arah The Fed," kata Grecsek. Inflasi yang mencapai level tertinggi dalam 40 tahun memperkuat alasan kenaikan suku bunga 75 basis points akhir bulan ini. Investor sekarang mengharapkan suku bunga acuan bisa mencapai 3,60% pada Desember 2022, naik dari 3,41% sebelum data inflasi Juni dirilis. Ketika bank sentral bergerak untuk secara agresif menaikkan biaya pinjaman untuk membasmi inflasi yang tidak terkendali, kekhawatiran penurunan ekonomi meningkat. Hal ini memicu salah satu aksi jual terburuk Wall Street dalam beberapa dekade di paruh pertama tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati