KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street melemah di awal perdagangan hari ini. Investor mempertimbangkan proyeksi Federal Reserve yang hawkish di tengah pelemahan ekonomi. Jumat (14/6) pukul 21/6) pukul 21.04 WIB, Dow Jones Industrial Average turun 0,75% ke 38.360. Indeks S&P 500 melemah 0,41% ke 5.411. Nasdaq Composite turun 0,11% ke 17.649. S&P 500 dan Nasdaq mencatat rekor penutupan tertinggi untuk sesi keempat berturut-turut pada hari Kamis. Penguatan kedua indeks ini disebabkan oleh penguatan saham-saham teknologi.
Data awal minggu ini menunjukkan tekanan inflasi melemah pada bulan Mei. Sementara laporan lain mengatakan jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat minggu lalu ke level tertinggi dalam 10 bulan. Hal ini membantu menjaga harapan penurunan suku bunga oleh The Fed tetap hidup. Namun, hal tersebut bertentangan dengan perkiraan bank sentral yang dirilis pada hari Rabu. Para pejabat The Fed mengubah proyeksi mereka untuk tiga pemotongan tahun ini menjadi hanya satu pemotongan.
Baca Juga: IHSG Anjlok ke 6.734 Jumat (14/6), Net Sell Asing Mencapai Rp 730 Miliar Namun, pasar tetap bertahan dengan ekspektasi akan dimulainya pelonggaran kebijakan pada bulan September. Para pelaku pasar memperkirakan peluang pemotongan lebih dari 70% pada pertemuan September. Sementara pedagang suku bunga memperkirakan sekitar dua pemotongan pada akhir tahun. "Investor berpikir data The Fed sudah agak ketinggalan zaman, ada perasaan bahwa jika The Fed mendapatkan data (CPI) tersebut beberapa minggu sebelumnya, mereka mungkin akan memangkasnya menjadi dua kali lipat," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi di Baird kepada Reuters. Beberapa saham pertumbuhan megacap yang memimpin sebagian besar reli Wall Street tahun ini turun dalam perdagangan premarket. Harga saham Microsoft, Amazon, Apple, Alphabet, dan Meta Platforms kehilangan antara 0,2% dan 0,6%. Harapan pelonggaran kebijakan Fed, dikombinasikan dengan kekuatan saham-saham megacaps, telah membuat indeks-indeks utama menguat. S&P 500 dan Nasdaq berada pada laju kenaikan minggu ketujuh dari delapan minggu. Namun, hal ini telah menimbulkan beberapa kekhawatiran mengenai keberlanjutan kekuatan pasar saham, terutama jika risiko resesi ekonomi meningkat. Saham unggulan
(blue-chip) Dow berada di jalur untuk mengakhiri minggu ini dengan sedikit lebih rendah. “Pasar juga hanya memperkirakan kemungkinan, meskipun kecil, akan terjadinya resesi pada paruh kedua di mana The Fed harus memangkas suku bunganya secara besar-besaran,” kata Mayfield.
Baca Juga: Rupiah Pekan Ini Babak Belur Dihantam Suku Bunga Fed dan Risiko APBN Kontrak berjangka yang mengikuti saham perusahaan berkapitalisasi kecil Russell 2000 yang sensitif secara ekonomi tergelincir 1,1%. Saham-saham
blue chip menjadi titik terang, melanjutkan kenaikan pada hari Kamis. Saham Broadcom membantu mengangkat indeks semikonduktor ke level tertinggi sepanjang masa pada hari Kamis. Laporan Riset Global BofA juga menunjukkan daya tarik
growth stocks. Karena
value stocks mengalami arus keluar sebesar US$ 2,6 miliar. Sementara investor menggelontorkan US$ 1,8 miliar ke dalam dana saham pertumbuhan AS pada pekan hingga Rabu.
Investor juga akan mengamati komentar dari Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee dan Gubernur Fed Lisa Cook pada hari Jumat, serta survei Sentimen Konsumen Universitas Michigan untuk bulan Juni. Harga saham Adobe melonjak 15,1% setelah perusahaan menaikkan perkiraan pendapatan tahunannya karena lebih banyak permintaan untuk perangkat lunak yang didukung kecerdasan buatan. Harga saham Sirius XM tergelincir 1,6% setelah Nasdaq mengatakan saham tersebut akan dihapus dari indeks Nasdaq 100, dan diganti dengan Arm Holdings. Harga saham Arm naik 0,6%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati