Wall Street Turun, Perubahan Ekspektasi Suku Bunga Mengerek Yield US Treasury



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Senin (7/10), tertekan oleh reli imbal hasil alias yield US treasury AS yang mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga Federal Reserve tahun ini.

Mengutip Reuters, Senin (7/10) pada bel pembukaan perdagangan, indeks Dow Jones Industrial Average turun 63,2 poin, atau 0,15% ke level 42.289,51, S&P 500 turun 13,3 poin, atau 0,23% ke level 5.737,8, sementara Nasdaq Composite turun 57,7 poin, atau 0,32% ke level 18.080,115.

Investor mengkalibrasi ulang ekspektasi mereka terhadap pemotongan suku bunga Federal Reserve tahun ini. Sementara itu, di saat yang sama, investor juga berhati-hati di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik dan menjelang data inflasi utama, komentar pembuat kebijakan, dan laba kuartal ketiga. 


Baca Juga: Wall Street Set for Lower Open as Investors Assess Rate Path, Geopolitical Risks

Investor memperkirakan peluang lebih dari 88% untuk pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Fed di bulan November, menurut alat FedWatch milik CME. Seminggu yang lalu, pasar berharap pemangkasan kedua sebesar 50 basis poin.

Namun, laporan nonfarm payrolls September yang dirilis Jumat lalu menunjukkan pasar kerja yang masih kuat, membantu Dow Jones Industrial Index mencapai rekor penutupan tertinggi.

Imbal hasil Treasury AS menguat karena investor menilai kembali jalur suku bunga Fed, dengan imbal hasil pada obligasi acuan 10 tahun melampaui 4% untuk pertama kalinya dalam dua bulan.

Kenaikan imbal hasil menekan saham pertumbuhan megacap yang sensitif terhadap suku bunga. 

Saham Alphabet turun 0,5% dan Microsoft 0,4% dalam perdagangan pre market. 

Saham Apple turun 0,9% setelah Jefferies memberikan rekomendasi dengan peringkat hold, sementara Amazon turun 1,5%, tertekan oleh penurunan peringkat Wells Fargo menjadi equal weight. 

Meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah setelah roket Hizbullah menghantam kota terbesar ketiga di Israel, Haifa, pada Senin pagi, juga membuat investor tidak melakukan transaksi.

Baca Juga: Wall Street Menguat Sepekan, Dow Jones Mencatat Rekor Penutupan Tertinggi

Namun, harga minyak mentah terus naik karena kekhawatiran tentang gangguan pasokan akibat konflik Timur Tengah, sehingga mendorong saham perusahaan minyak. Exxon Mobil dan Marathon Oil naik lebih dari 1%. 

"(Kekhawatiran) yang akan membuat orang tidak melakukan transaksi berkaitan dengan harga energi yang lebih tinggi dalam waktu dekat, (dampak) inflasi itu dan imbal hasil yang telah jatuh tajam kini menguat," kata Art Hogan, kepala strategi pasar di B Riley Wealth. 

Di antara penggerak lainnya, saham Pfizer naik 2,5% setelah laporan bahwa investor aktivis Starboard Value telah mengambil sekitar $ 1 miliar saham di raksasa obat itu.

Data indeks harga konsumen, yang merupakan data yang paling diperhatikan minggu ini, akan dirilis pada hari Kamis.

Beberapa pejabat Fed juga dijadwalkan untuk berbicara minggu ini, dengan komentar yang diharapkan dari Michelle Bowman, Neel Kashkari, Raphael Bostic dan Alberto Musalem pada hari Senin.

Selanjutnya: IHSG Naik Tipis, Saham-Saham Ini Banyak Diborong Asing di Awal Pekan

Menarik Dibaca: Astra Land Indonesia Luncurkan Rivara, Hunian Ramah Lingkungan di Cibubur

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi