Wall Street Turun, Saham Pertumbuhan Merosot



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street masih tertekan di perdagangan kedua bulan Maret. Kamis (3/3), Dow Jones Industrial Average turun 0,29% ke 33.794,66. Indeks S&P 500 melemah 0,53% ke 4.363,49. Sedangkan Nasdaq Composite anjlok 1,56% ke 13.537,94.

Saham pertumbuhan termasuk Tesla dan Amazon menyeret Nasdaq, karena krisis Ukraina membuat investor gelisah. Harga saham Tesla turun 4,6% dan Amazon kehilangan 2,7%. Keduanya berkontribusi lebih banyak daripada saham lainnya terhadap penurunan tajam Nasdaq. Mencerminkan suasana defensif di Wall Street, indeks utilitas S&P 500 menguat 1,7% dan real estat naik 1,1%.

Dengan invasi Rusia ke Ukraina yang kini berlangsung sepekan, ratusan tentara Rusia dan warga sipil Ukraina telah tewas. Rusia telah jatuh ke dalam isolasi.


Baca Juga: Pada Bulan Ini, Kinerja Reksadana Saham Diramal Akan Kembali Moncer

"Volatilitas kemungkinan akan tetap ada untuk waktu dekat, dan bahkan mungkin jangka menengah, karena saya tidak melihat apa yang dapat diterima dalam beberapa minggu ke depan untuk Ukraina atau Putin," kata Ross Mayfield, ahli strategi investasi di Baird di Louisville, Kentucky kepada Reuters.

Melonjaknya harga minyak dan komoditas lainnya telah memicu kekhawatiran bahwa inflasi tinggi baru-baru ini dapat digabungkan dengan pertumbuhan ekonomi yang stagnan. Hal ini akan mempersulit Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya untuk mengelola suku bunga.

Sebuah survei dari BofA Global Research menunjukkan, persentase fund manager yang mengharapkan apa yang disebut stagflasi dalam 12 bulan ke depan mencapai 30%, dibandingkan dengan 22% bulan lalu.

Baca Juga: IHSG Berpotensi Menguat Pada Perdagangan Jumat (4/3)

Wall Street melonjak di sesi sebelumnya setelah Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan dia akan mendukung kenaikan suku bunga seperempat poin pada pertemuan 15-16 Maret, meredakan beberapa kekhawatiran kenaikan yang lebih agresif.

"Kita akan tetap dalam kisaran ketat sampai pertemuan Fed dalam dua minggu karena pendapatan terbatas," prediksi Jay Hatfield, kepala investasi di Infrastructure Capital Management di New York.

Sementara itu, data menunjukkan ukuran aktivitas industri jasa AS turun ke level terendah satu tahun di bulan Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati