Wall Street Turun Setelah Naik 4 Hari Beruntun, Optimisme Damai Ukraina-Rusia Surut



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wall Street jatuh pada perdagangan Rabu (30/3). Optimisme seputar pembicaraan damai Ukraina-Rusia memudar dan muncul kekhawatiran atas prospek kenaikan suku bunga yang cepat, mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Melansir Reuters, pada pukul 10:29 ET, Dow Jones Industrial Average turun 74,17 poin atau 0,21% ke 35.220,02, S&P 500 turun 13,26 poin atau 0,29% pada 4.618,34, dan Nasdaq Composite turun 20,46 poin atau 0,14 % pada 14.599,18.

Saham Apple, yang telah naik selama 11 sesi berturut-turut, turun 0,2%. Saham Meta Platforms Inc, Amazon.com Inc, dan Microsoft Corp tergelincir antara 0,8% dan 1,1%.


Kremlin mengatakan, belum ada tanda-tanda terobosan meskipun pihaknya menyambut baik langkah Kyiv untuk menyampaikan tuntutannya dalam bentuk tertulis.

Baca Juga: IHSG Naik 0,59% ke level 7.053,19, Rabu (30/3), Begini Proyeksi IHSG Besok

Asal tahu, pasar telah reli pada sesi sebelumnya setelah Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di sekitar Kyiv dan di utara Ukraina. Bertentangan dengan janji, pasukan Rusia pada hari Rabu membombardir pinggiran Kyiv.

Kekhawatiran tentang dampak dari invasi selama hampir lima minggu dan kenaikan suku bunga telah menempatkan indeks Wall Street pada jalur untuk kuartal terburuk sejak aksi jual selama puncak pandemi pada tahun 2020.

Namun, indeks yang akan menutup Maret lebih tinggi, dengan S&P 500 menghapus lebih dari setengah kerugian kuartalannya dalam beberapa hari terakhir, didukung oleh data ekonomi yang optimistis dan kenaikan saham megacap.

"Pasar perlu mengonsolidasikan beberapa keuntungan, mencerna potensi inversi dari spread 2-10 dan kemungkinan penyelesaian yang dinegosiasikan," kata Thomas Hayes, Chairman Great Hill Capital di New York.

Baca Juga: Wall Street Menguat, Dow Jones dan S&P Naik Empat Hari Beruntun

Sementara itu, investor mulai meragukan keberlanjutan rebound ekuitas dengan latar belakang Federal Reserve yang hawkish, peringatan resesi dari pasar obligasi dan ketidakpastian geopolitik.

Kurva imbal hasil US Treasury 2-tahun/10-tahun yang dilacak secara luas secara singkat terbalik pada hari Selasa untuk pertama kalinya sejak September 2019. Investor obligasi bertaruh bahwa pengetatan agresif oleh The Fed dapat merugikan ekonomi AS dalam jangka panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto