Wall Street Ditutup Bervariasi, S&P 500 dan Nasdaq Koreksi Lagi



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Wall Street ditutup bervariasi dengan dua indeks utama koreksi setelah terbebani oleh saham Microsoft dan Nvidia. Pelaku pasar juga masih khawatir bahwa inflasi dan ekonomi AS yang kuat dapat membuat Federal Reserve mempercepat kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Jumat (17/2), indeks S&P 500 ditutup turun 0,28% ke 4.079,09 dan indeks Nasdaq Composite juga melemah 0,58% menjadi 11.787,27. Di sisi lain, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 0,39% ke 33.826,69 poin.

Dari 11 indeks sektoral pada S&P 500, enam naik, dipimpin oleh bahan pokok konsumen yang menguat 1,29%. Diikuti oleh kenaikan 1% di sektor utilities. Sedangkan, sektor energi turun 3,65%, dengan Exxon Mobil anjlok 3,8%.


Dengan penutupan tersebut, dalam sepekan indeks S&P 500 turun 0,3%, Dow koreksi 0,1% dan Nasdaq naik 0,6%.

Baca Juga: Wall Street Tertekan Jumat (17/2) Karena Prediksi Kenaikan Bunga yang Lebih Tinggi

S&P 500 pun telah menguat sekitar 6% sejauh ini di tahun 2023. Sementara Nasdaq telah pulih sekitar 13% setelah kerugian besar tahun lalu.

Sesi melihat-lihat di Wall Street mengikuti data ekonomi minggu ini yang menunjukkan inflasi yang tinggi, pasar kerja yang ketat dan ketahanan belanja konsumen, memberi Fed lebih banyak ruang untuk menaikkan biaya pinjaman.

Goldman Sachs dan Bank of America memperkirakan tiga kenaikan suku bunga lagi tahun ini dan masing-masing sebesar seperempat persentase poin, naik dari perkiraan sebelumnya tentang dua kenaikan suku bunga.

Pedagang mengharapkan setidaknya dua kenaikan suku bunga lagi dan melihat suku bunga Fed memuncak pada 5,3% pada bulan Juli karena bank sentral berupaya untuk mendinginkan ekonomi dan mengurangi inflasi.

"Awan gelap telah melayang di atas pasar saham dalam dua minggu terakhir berdasarkan watermark yang lebih tinggi untuk Fed funds rate," kata Jake Dollarhide, Chief Executive Officer Longbow Asset Management di Tulsa, Oklahoma.

"Jumlah pekerjaan tidak semakin lemah, dan sulit untuk memasuki resesi dengan pasar tenaga kerja yang kuat pada saat yang sama. Itu berarti Fed dapat menekan tombol dan menaikkan suku bunga," kata Dollarhide.

Baca Juga: Investor Ritel AS Gencar Koleksi Saham Perusahaan Teknologi yang Sudah Turun Drastis

Pada perdagangan kali ini, S&P 500 dan Nasdaq terseret saham Microsoft Corp yang turun 1,6% dan Nvidia yang merosot 2,8%. Keduanya membebani indeks S&P 500 karena imbal hasil US Treasury tenor acuan 10 tahun mencapai level tertinggi tiga bulan.

Indeks Volatilitas CBOE juga dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, diperdagangkan di atas 20 poin untuk sesi kedua berturut-turut.

Menambah kekhawatiran baru-baru ini tentang kebijakan moneter, Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan bank sentral perlu terus menaikkan suku bunga sampai membuat lebih banyak kemajuan dalam mengatasi inflasi. Presiden Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan bank sentral masih perlu menaikkan suku bunga, tetapi itu bisa bertahan dengan kenaikan seperempat poin.

Di sesi kali ini, saham Moderna Inc turun 3,3% setelah vaksin influenza berbasis RNA eksperimental memberikan hasil yang beragam dalam sebuah penelitian.

Berbeda, saham Deere & Co melonjak 7,5% setelah pembuat peralatan pertanian terbesar di dunia itu menaikkan laba tahunannya dan mengalahkan ekspektasi laba kuartalan.

Saham penambang lithium Livent Corp, Albemarle Corp dan Piedmont Lithium Inc terjun antara 10% dan 12% karena kekhawatiran tentang kelemahan harga China untuk logam baterai EV.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari