Wamen BUMN: IPO Pertamina Geothermal Energy (PGEO) Ditargetkan Rampung Akhir Februari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menargetkan proses penawaran perdana umum saham alias initial public offering (IPO), PT Pertamina Geothermal Energy Tbk akan rampung akhir Februari 2023. 

Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menyampaikan, proses IPO PGE masih berlangsung dan saat ini tengah melakukan finalisasi perjanjian dengan underwriter. 

"Sehingga diharapkan di akhir Februari proses IPO PGE sudah bisa diselesaikan," jelas Pahala dalam rapat kerja bersama Komisi VI DPR, Senin (13/2). 


Baca Juga: Pertamina Geothermal (PGEO) Siapkan Investasi Total US$ 1,6 Miliar Hingga 2027

Dia bilang dengan menggelar aksi IPO ini, diharapkan PGE bisa menambah kapasitas dari energi baru dan energi terbarukan (EBET), terutama dari sektor listrik secara signifikan. 

Sebelumnya, calon emiten yang bakal menggunakan kode saham PGEO ini berencana mengalokasikan anggaran investasi sebanyak US$1,6 miliar dalam lima tahun ke depan.

Direktur Keuangan Pertamina Geothermal Energy Nelwin Aldriansyah menuturkan, anggaran tersebut disiapkan untuk mengejar target peningkatan kapasitas terpasang yang dioperasikan PGE menjadi 1.272 MW pada 2027.

"Untuk mendukung pertumbuhan kapasitas terpasang yang dioperasikan sendiri sebesar 600 MW itu, perseroan sudah merencanakan investasi baru, yang total nilainya US$ 1,6 miliar,” papar dia dalam keterangan resmi, Minggu (12/2), 

Baca Juga: IPO Pertamina Geothermal (PGEO) akan Muluskan Pengembangan Panas Bumi Indonesia

PGEO telah menyelesaikan bookbuilding atau roadshow selama 31 Januari 2023-9 Februari 2023. Dalam aksi korporasi ini, PGEO memasang harga bookbuilding di rentang Rp 820 - Rp 945 per saham.

PGEO akan melepas sebanyak-banyaknya 10,35 miliar saham, yang mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 25,00% dari modal ditempatkan dan disetor IPO. Sehingga, anak usaha Pertamina tersebut berpotensi meraup dana segar maksimal Rp 9,78 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi