Wamen BUMN: Sulit tingkatkan ekonomi tanpa bantuan swasta



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) I Budi Gunadi Sadikin mengakui upaya menggerakkan ekonomi Indonesia di tengah tekanan pandemi covid-19 tak bisa hanya dilakukan pemerintah.

Budi menjelaskan, kondisi saat ini cukup berbeda dengan masa awal pasca kemerdekaan. Saat itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia sebagian besar dipengaruhi APBN. Sementara saat ini dengan PDB mencapai Rp 14.500 triliun, porsi APBN hanya mencapai 13% hingga 15% atau setara Rp 2.400 triliun.

"Berbeda dengan dulu, seberapa pun kami dorong pemerintah spending APBN, dampaknya ke ekonomi tidak akan sebesar zaman Soekarno dan Soeharto. Jadi kepala negara sekarang harus menyadari bahwa ekonomi Indonesia sebagian besar kontribusi swasta 60% sampai 70%," jelas Budi dalam diskusi virtual, Selasa (6/10).

Baca Juga: Ramai-ramai perusahaan farmasi menjual obat virus corona (Covid-19)

Menurut dia, upaya melibatkan swasta hanya mungkin dilakukan pemerintah melalui pembentukan regulasi yang menarik. Jika regulasi kurang menarik maka swasta bakal enggan terlibat.

"Berbeda dengan negara lain, kepala negara Indonesia punya dua moda untuk ungkit ekonomi Indonesia. Pertama dari kementerian atau lembaga kedua melalui BUMN. Dua pilar kontribusi kurang lebih sekitar 30% dari total ekonomi Indonesia," pungkas Budi.

Selanjutnya: Wamen BUMN: Jika semua BUMN IPO, Indonesia akan punya SWF sebesar US$ 480 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari