Wamendag Sebut Industri Gim Online Berpotensi Sumbang Devisa Jumbo



KONTAN.CO.ID - SEMARANG. Kementerian Perdagangan (Kemendag) bakal mengenjot industri gim online dalam negeri untuk menambah penerimaan negara.

Wakil Menteri Perdagangan, Jerry Sambuaga menilai industri gim online ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan ke depan. Pihaknya mencontohkan bagaimana China dan Korea Selatan dalam mengembangkan industri game online sehingga meraup nilai triliunan. 

"Gim online, itu nilainya kalau kita bandingin ke China, Tiongkok itu US$ 15 juta. Korea Selatan itu US$ 7,5 juta. Kenapa dia bisa begitu? Karena dia menjual servisnya, menjual value, nilai untuk orang bisa ikut mengkapitalisasi," kata Jerry dalam Raker Kemendag 2024 di Semarang, Rabu (21/2). 


Baca Juga: Perpres 19/2024 Terbit, Industri Gim Lokal Optimistis Mampu Kuasai Pasar

Menurutnya, gim online saat ini sudah menjadi tren seiring dengan kemudahan teknologi. Tren ini membawa peluang yang besar, termasuk untuk menambah kas negara jika dikelola dengan benar. 

"Gim online itu kan gratis download-nya, tapi saat mau melakukan satu fitur mesti bayar Rp 10.000 - Rp 15 ribu.000 misalnya. Coba kalau yang klik (bayar) 100 s.d 500 juta orang dikali 10.000. Ada pergeseran nilai di situ. Nah itu devisa penghasilan buat kita," jelas Jerry. 

Diketahui, Presiden Jokowi telah menetapkan Peraturan Presiden Nomor 19 Tahun 2024 tentang Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional. 

Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya menyampaikan, Perpres yang mengatur soal Percepatan Pengembangan Industri Gim Nasional tersebut bertujuan membawa para pelaku usaha bisa menguasai pangsa pasar domestik. 

"Potensi ekonomi kreatif untuk gim cukup kuat. Jangan hanya didominasi produk asing karena penduduk dan pemain kita sudah global. Melalui Perpres ini kita lebih cepat lagi menguasai pangsa pasar domestik," kata Nia dalam agenda weekly brief Kemenparekraf, Senin (19/2). 

Baca Juga: Pertumbuhan Gim Daring Dalam Negeri Terus Meningkat Signifikan

Nia melihat bahwa potensi tersebut juga didukung dari pemain gim di Indonesia yang mendominasi di kawasan Asia Tenggara mencapai 43% pada 2022 lalu. Dari sisi jumlah pengguna, diproyeksikan ada 192,1 juta pemain gim di Indonesia pada tahun 2025. 

Nia menambahkan, menurut data Statista 2023, pasar gim Indonesia diproyeksikan mencapai US$ 1,12 miliar. Adapun yang menguasai pasar ini merupakan gim online, dengan nilai pasar yang mencapai US$ 343 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli