Wamenkes: Platform SatuSehat akan Atasi Keberagaman Data Kesehatan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan, platform SatuSehat yang terdiri dari delapan aplikasi akan diintegrasikan dalam satu wadah. Hal ini merupakan langkah untuk menyeragamkan versi laporan data kesehatan yang sampai di tingkat pemerintah pusat.

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono mengatakan, dahulunya dalam pelaporan aplikasi di sistem kesehatan ada lebih dari 400 pelaporan secara digital. Dengan SatuSehat nantinya hanya akan ada delapan aplikasi pelaporan.

"Kerjaannya orang Puskesmas yang tadinya kerjaannya ngisi-ngisi laporan ngisi aplikasi semua jumlah ada 400, 70 di puskesmas ada 50 di rumah sakit nanti dengan SatuSehat tinggal 8 aplikasi," jelas Dante dalam Konferensi Pers Virtual, Kamis (23/3).


Baca Juga: Ini Manfaat Aplikasi SatuSehat, Pengganti PeduliLindungi

Tranformasi sistem informasi kesehatan akan menggunakan one account number dengan data nomor induk kependudukan (NIK).

Dengan demikian akan ada kesamaan data yang sebelumnya dilakukan berjenjang dan sehingga ada potensi berubah datanya.

Platform SatuSehat merupakan transformasi dari aplikasi PeduliLindungi menjadi salah satu individual health account. Nantinya, melalui PeduliLindungi orang yang berobat ke rumah sakit dengan menggunakan e-medical record yang ada di rumah sakit data-data pengobatannya akan terekam.

"Obat yang diberikan oleh dokter, apa diagnosisnya, laboratorium yang diperiksa, kemudian dia simpan. Begitu dia pergi ke dokter lain dia tinggal berikan kepada dokter tersebut nomor account-nya kemudian dokternya bisa mengidentifikasi hasil pemeriksaan dan seterusnya. Jadi ini bisa digunakan sebagai salah satu basis teknologi," jelasnya.

Baca Juga: RS Wajib Sediakan Rekam Medis Elektronik

Dante mengatakan, SatuSehat rencananya akan diluncurkan Kementerian Kesehatan pekan depan. Adapun delapan aplikasi SatuSehat akan terdiri dari data-data layanan seperti survailans, indentifikasi number, obat, diagnosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi