JAKARTA. PT Asuransi Jiwa Adisarana Wanaartha atau Wanaartha Life belakangan gencar bertransaksi saham PT Bumi Teknokultura Unggul Tbk (BTEK). Dalam bulan Juli saja, perusahaan asuransi jiwa ini menjual lebih dari satu juta unit saham BTEK ke pasar. Namun, penjualan saham ini hanya sebagian kecil dari total saham BTEK yang digenggam Wanaartha Life. Bulan Juni, Wanaartha Life membeli 29 juta saham BTEK di pasar. Dalam dua kali pembelian, kepemilikan Wanaartha atas BTEK meningkat dari 4,78% menjadi 7,42%. Setelah penjualan saham sejak akhir Juni hingga pertengahan Juli, Wanaartha masih menggenggam 7,32% saham BTEK. Wanaartha menjadi pemegang saham terbesar kedua BTEK, setelah PT Asabri yang memiliki 21,16% saham BTEK.
Saham publik BTEK mencapai 65,87%. Saham perseroan aktif diperdagangkan seiring rencana perusahaan perkebunan ini menggelar penerbitan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Ini merupakan langkah masuknya Golden Harvest Cocoa Ltd (GHCL) ke BTEK. Bumi Teknokultura berniat menerbitkan 4,85 miliar saham baru dengan harga Rp 1.000 per saham. Lewat aksi ini, BTEK akan meraup dana Rp 4,85 triliun. Reza Priyambada, Kepala Riset NH Korindo Securities, mengatakan, backdoor listing bagi perusahaan yang ingin melantai di bursa merupakan sesuatu yang lazim. Beberapa perusahaan yang tercatat di bursa juga menjalankan skema tersebut.