PALANGKARAYA. Wakil Presiden Boediono mengajak para guru yang ada di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk mengutamakan pendidikan watak di sekolah. Boediono menyampaikannya di tengah dialog bersama ratusan murid, guru dan komunitas pendidikan di SMAN 1 Palangkaraya, Sabtu (20/4)."Saya mengajak kita semua untuk wajib melihat kembali proses pengajaran pembentukan watak, character building, watak yang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat kita sekarang dan di masa depan," ujar Boediono.Menurut dia, belakangan ini, acapkali proses pembentukan watak anak didik tersisihkan akibat keinginan mendidik murid mengejar prestasi akademis. Padahal seharusnya keduanya jalan berbarengan. Namun demikian, pembentukan watak tetap yang utama, baru kemudian ditambah keahlian dan pengetahuan."Kalau bicara pendidikan watak, biasanya tidak menganut proses pembelajaran seperti biasanya. Pembentukan watak dilakukan dari menit ke menit, diberikan dengan teladan dan contoh yang nantinya masuk ke bawah sadar anak-anak dan membentuk watak mereka secara keseharian," kata Boediono.Wapres menekankan, pendidikan adalah kunci dari kemajuan suatu bangsa. Ia mengutip filsuf China Konfusius bahwa sudah menjadi suratan sejarah apabila suatu bangsa ingin maju, maka harus mendidik generasi muda jadi generasi lebih baik dari yang sebelumnya. "Kualitas generasi mendatang terletak pada apa yang para guru lakukan dan berikan kepada siswa. Dalam bidang pendidikan, saya percaya ini bukan soal untung rugi, tapi soal panggilan hati," kata Wapres. Selanjutnya ia menunjuk Pramuka sebagai sebuah kegiatan bermanfaat yang mengajarkan kecintaan pada negara, tanah air dan alam lingkungan serta sikap jujur, menolong orang lain, kerja tim dan gotong royong secara praktik. Selain itu, kegiatan olahraga tak hanya akan membentuk fisik tapi juga mental yang sehat. Serta, kesenian dan budaya, seperti tari-tarian atau sastra, yang tak dipahami nalar namun menyentuh hati dan emosi. "Esensi pendidikan sesungguhnya adalah mentransfer budaya, membudayakan peradaban yang lebih baik karena mereka yang akan menggantikan kehidupan kita. Dunia sangat kompetitif. Kalau tidak kita siapkan anak-anak dengan bekal yang cukup, maka kita rugi," kata Wapres. Selain itu, Boediono juga menyentuh tentang perlunya para guru terus memperbaharui materi ajar, baik dari segi pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. "Maka penyempurnaan kurikulum adalah sesuatu yang wajar sesuai dengan tuntutan zaman," ujarnya.Pada tahun 2013, pemerintah pusat mulai memperkenalkan kurikulum baru, yakni Kurikulum 2013 yang akan diterapkan secara bertahap. Sekolah-sekolah yang akan dipilih untuk menjalankan Kurikulum 2013 adalah sekolah-sekolah yang dianggap siap. Wapres juga meminta para guru untuk memanfaatkan teknologi komunikasi demi kepentingan pendidikan, baik metode penyampaian atau materi ajar kepada siswa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Wapres ajak guru utamakan pendidikan watak
PALANGKARAYA. Wakil Presiden Boediono mengajak para guru yang ada di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah untuk mengutamakan pendidikan watak di sekolah. Boediono menyampaikannya di tengah dialog bersama ratusan murid, guru dan komunitas pendidikan di SMAN 1 Palangkaraya, Sabtu (20/4)."Saya mengajak kita semua untuk wajib melihat kembali proses pengajaran pembentukan watak, character building, watak yang sesuai dengan yang dibutuhkan masyarakat kita sekarang dan di masa depan," ujar Boediono.Menurut dia, belakangan ini, acapkali proses pembentukan watak anak didik tersisihkan akibat keinginan mendidik murid mengejar prestasi akademis. Padahal seharusnya keduanya jalan berbarengan. Namun demikian, pembentukan watak tetap yang utama, baru kemudian ditambah keahlian dan pengetahuan."Kalau bicara pendidikan watak, biasanya tidak menganut proses pembelajaran seperti biasanya. Pembentukan watak dilakukan dari menit ke menit, diberikan dengan teladan dan contoh yang nantinya masuk ke bawah sadar anak-anak dan membentuk watak mereka secara keseharian," kata Boediono.Wapres menekankan, pendidikan adalah kunci dari kemajuan suatu bangsa. Ia mengutip filsuf China Konfusius bahwa sudah menjadi suratan sejarah apabila suatu bangsa ingin maju, maka harus mendidik generasi muda jadi generasi lebih baik dari yang sebelumnya. "Kualitas generasi mendatang terletak pada apa yang para guru lakukan dan berikan kepada siswa. Dalam bidang pendidikan, saya percaya ini bukan soal untung rugi, tapi soal panggilan hati," kata Wapres. Selanjutnya ia menunjuk Pramuka sebagai sebuah kegiatan bermanfaat yang mengajarkan kecintaan pada negara, tanah air dan alam lingkungan serta sikap jujur, menolong orang lain, kerja tim dan gotong royong secara praktik. Selain itu, kegiatan olahraga tak hanya akan membentuk fisik tapi juga mental yang sehat. Serta, kesenian dan budaya, seperti tari-tarian atau sastra, yang tak dipahami nalar namun menyentuh hati dan emosi. "Esensi pendidikan sesungguhnya adalah mentransfer budaya, membudayakan peradaban yang lebih baik karena mereka yang akan menggantikan kehidupan kita. Dunia sangat kompetitif. Kalau tidak kita siapkan anak-anak dengan bekal yang cukup, maka kita rugi," kata Wapres. Selain itu, Boediono juga menyentuh tentang perlunya para guru terus memperbaharui materi ajar, baik dari segi pengetahuan, kemampuan dan keterampilan. "Maka penyempurnaan kurikulum adalah sesuatu yang wajar sesuai dengan tuntutan zaman," ujarnya.Pada tahun 2013, pemerintah pusat mulai memperkenalkan kurikulum baru, yakni Kurikulum 2013 yang akan diterapkan secara bertahap. Sekolah-sekolah yang akan dipilih untuk menjalankan Kurikulum 2013 adalah sekolah-sekolah yang dianggap siap. Wapres juga meminta para guru untuk memanfaatkan teknologi komunikasi demi kepentingan pendidikan, baik metode penyampaian atau materi ajar kepada siswa.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News