Wapres: Implementasi kurikulum harus tepat sasaran



JAKARTA. Wakil Presiden Boediono meminta agar implementasi kurikulum 2013 harus tepat sasaran. Pasalnya, kurikulum yang rencananya mulai diterapkan pada tahun ajaran baru 2013/2014 mendatang, adalah hasil kompromi dari berbagai pihak dan telah melalui perdebatan panjang.

"Penyusunan kurikulum 2013 tidak dilakukan secara mendadak. Tapi sebelumnya telah melalui perdebatan dan masukan. Saya termasuk yang mengikuti proses penyusunan kurikulum tersebut," tutur Boediono kepada 760  Peserta Pelatihan Instruktur Nasional Implementasi Kurikulum 2013 di Golden Boutique Hotel, Selasa (2/7).

Hadir juga dalam acara tersebut antara lain Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim, para instruktur kurikulum 2013 yang terdiri dari para dosen, kepala sekolah dan guru dari seluruh Indonesia.


Wapres mengatakan, masih munculnya perdebatan, penolakan dan masukan terhadap kurikulum 2013 adalah sesuatu yang wajar. Sebab, semua pihak pasti menginginkan agar kurikulum 2013 bisa memberikan hasil yang terbaik bagi peserta didik yang kelak akan menjadi masa depan bangsa Indonesia.

Namun, meskipun masih ada suara pro dan kontrak terhadap kurikulum 2013, pemerintah harus mengambil keputusan atasnya. Sebab, tidak mungkin pemerintah melayani masukan dan perdebatan yang berkepanjangan tanpa keputusan untuk implementasi.

Apalagi, lanjut Wapres, mengingat penyusunan kurikulum 2013 membutuhkan waktu yang lama dan bukan dari hasil ketergesa-gesaan pemerintah, maka Boediono optimistis, kurikulum baru ini memberikan manfaat yang lebih besar kepada peserta didik.

Karena itu, Wapres menekankan agar semua instruktur pelatihan kurikulum baru ini tidak salah dalam menyampaikan materi kepada para guru yang akan dilatih. Dengan demikian, tujuan pemerintah membuat kurikulum 2013 tepat sasaran. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan