Wapres meresmikan Indeks Kota Cerdas Indonesia



JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla meresmikan peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015, Selasa (24/3). Indeks Kota Cerdas ini merupakan kerjasama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) dan Harian Kompas.

Beberapa dekade lalu, banyak kota di Indonesia masih nyaman dijadikan tempat tinggal. Sekarang, jumlah penduduk dan kendaraan meningkat pesat. Secara global, penduduk dunia sekarang ini sekitar 7 miliar jiwa, separuhnya hidup di perkotaan. Pada 2050 diperkirakan sebanyak 9,6 miliar orang hidup di kota.

Sementara itu pada 2025, diperkirakan 57 persen penduduk Indonesia tinggal di perkotaan. Peningkatan jumlah penduduk ini membuat kebutuhan sumber daya di kota meningkat, baik itu transportasi, energi, pengelolaan sampah, maupun lingkungan. Atas dasar itu, kota memerlukan pengelolaan yang lebih baik.


"Untuk memperbaiki kehidupan di kota, muncul gagasan kota hijau (green city). Gagasan ini utamanya untuk mengatasi pencemaran udara kota akibat asap kendaraan bermotor dan polusi pabrik," kata Suhono, Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kesirausahaan Institut Teknologi Bandung.

Dalam perkembangannya, para ahli perencanaan kota melihat green city tidaklah cukup. Dibutuhkan sebuah kota layak huni. Smart city merupakan kota yang menempatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk membantu dengan cepat mengetahui persoalan di lapangan.

Peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 bertujuan untuk memberikan masukan tentang perlunya pengukuran, sehingga dapat menjadi acuan bagi pemerintah untuk mengambil keputusan dalam pelayanan kota.

Acara Peluncuran Indeks Kota Cerdas Indonesia 2015 ini dihadiri oleh 98 Walikota. Hadir pula beberapa jajaran Menteri Kabinet Indonesia Hebat, diantaranya Menteri Komunikasi dan Informastika Rudiantara, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional AndrinofChaniago, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo dan Menteri ESDM Sudirman Said, sebagai pembicara. (Estu Suryowati)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie