Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pihak penerbit buku, khususnya buku pelajaran sekolah, memperbaiki cara distribusi pemasaran buku. Hal itu ditujukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan bagi penerbit itu sendiri. Kalla menilai, saat ini, penerbit lebih banyak mendistribusikan buku secara langsung ke sekolah-sekolah tanpa melalui toko buku. Itu membuat toko buku sepi pengunjung juga minim menawarkan buku pelajaran. "Yang paling banyak ditawarkan hanya komik saja di toko buku," kata Kalla saat meresmikan Pusat Buku Indonesia di Hypermall Kelapa Gading, Jumat (30/5).Kalla mengatakan, sistem distribusi langsung ke sekolah-sekolah sebetulnya justru mempersempit jaringan distribusi dan membuat peredaran buku di toko buku sangat minim. Alhasil, minat baca masyarakat pun terus berkurang.Jumlah toko buku saat ini memang jauh menyusut. Tahun 1970-an jumlah toko buku mencapai 4.000 di seluruh Indonesia. Namun, sekarang, jumlahnya menurun hingga 50 persen. Padahal, menurut catatan IKAPI, pertahunnya, terdapat 10 ribu judul buku yang diterbitkan. Jumlah tersebut belum termasuk buku impor.
Wapres Minta Pola Distribusi Buku Dibenahi
Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta pihak penerbit buku, khususnya buku pelajaran sekolah, memperbaiki cara distribusi pemasaran buku. Hal itu ditujukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat sekaligus meningkatkan pendapatan bagi penerbit itu sendiri. Kalla menilai, saat ini, penerbit lebih banyak mendistribusikan buku secara langsung ke sekolah-sekolah tanpa melalui toko buku. Itu membuat toko buku sepi pengunjung juga minim menawarkan buku pelajaran. "Yang paling banyak ditawarkan hanya komik saja di toko buku," kata Kalla saat meresmikan Pusat Buku Indonesia di Hypermall Kelapa Gading, Jumat (30/5).Kalla mengatakan, sistem distribusi langsung ke sekolah-sekolah sebetulnya justru mempersempit jaringan distribusi dan membuat peredaran buku di toko buku sangat minim. Alhasil, minat baca masyarakat pun terus berkurang.Jumlah toko buku saat ini memang jauh menyusut. Tahun 1970-an jumlah toko buku mencapai 4.000 di seluruh Indonesia. Namun, sekarang, jumlahnya menurun hingga 50 persen. Padahal, menurut catatan IKAPI, pertahunnya, terdapat 10 ribu judul buku yang diterbitkan. Jumlah tersebut belum termasuk buku impor.